Pengertian Suhu
Suhu mencakup dua aspek yaitu derajat dan insolasi. Insolasi
menunjukan energi panas dari matahari dengan satuan gram/kalori/cm2/jam.
Dimana 1 grm kalori digunakan untuk menaikan suhu satu gram air sebesar 10C.
Jumlah insolasi atau suhu suatu daerah berbeda-beda tergantung pada :
a.
Latitude yaitu
letak lintang suatu tempat. Pada daerah katulistiwa insolasi lebih besar
dan berbeda dibandingkan dengan daerah sub-tropis atau daerah sedang. Suatu
daerah yang letaknya semakin kekutub maka insolasinya semakain rendah karena
sudut jatuh radiasi matahari semakin besar atau karena jarak matahari ke bumi
semakin jauh. Akan tetepi insolasi total untuk suatu musim pertumbuhan tanaman
hampir sama karena panjang hari yang lebih lama.
b.
Musim : Pada
musim panas insolasi tinggi sedangkan pada musim hujan rendah
c.
Kejernihan
atmosfer : semakin jernih atmosfer maka semakin tinggi insolasis yang diterima
oleh bumi karena tidak adanya awan atau bintik-bintik air
d.
Konstanta
matahari : merupakan jarak matahari dengan bumi. Semakin dekat jarak matahri ke
bumi maka insolasi akan semakin tinggi.
Hubungan Suhu Dengan Tanaman
Suhu merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Suhu mempengaruhi beberpa proses fisiologis penting yaitu
:
a.
Buka dan
menututupnya stomata
b.
Transpirasi
c.
Penyerapan air
dan nutrisi (unsur hara)
d.
Fotosintesis
e.
Respirasi
f.
Kinerja enzim
g.
Cita rasa
tanaman
h.
Pembentukan
primordia bunga
Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti oleh
peningkatan proses-proses tersebut dan setelah melewati titik optimum proses
tersebut mulai dihambat baik secara fisik maupun kimia. Menurunnya aktivitas
enzim (degradasi enzim).
Pada tanaman hortikultura suhu merupakan faktor penting dalam pembentukan
primordia bunga, dimana dalam pembentukan bunga tanaman dibutuhkan suhu optimal
yaitu suhu yang dibutuhkan tanaman dalam pembentukan primordia bunga. Dimana
dalam pembentukan bunga tanaman memerlukan suhu optimal yaitu suhu yang
dibutuhkan oleh tanaman dalam pembentukan primordia bunga. Selian itu juga
mempengaruhi aktivitas mikroorganisme dan enzim pada suhu yang rendah 00C
umumnya aktivitas organisme tidak aktif atau dorman sedangkan pada suhu yang
tinggi akan menimbulkan proses pembentukan protein dan enzim yang bercerai
berai/rusak (denaturasi).
Pengaruh Suhu Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan
Tanaman
Suhu yang dibutuhkan dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman dikenal
sebagai suhu kerdinal yaitu meliputi suhu optimum, suhu minimum dan suhu
maksimum. Suhu kardinal yang dibutuhkan oleh tanaman adalah berbeda-beda
tergantung pada jenis tanamannya. Dimana suhu yang berada dibawah batas
maksimum atau diatas optimum ini tidak baik untuk tanaman, keadaan tersebut
sering disebut suhu ekstrim. Pengaruh faktor suhu pada tanaman menimbulkan
gangguan-gangguan pada tanaman baik secara morfologi maupun fisiologinya.
Pengaruh suhu terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman dapat dibedakan
sebagai berikut :
1.
Batas Suhu Yang
Menguntungkan
Tanaman
Batas suhu yang membantu pertumbuhan dan perkembangan tanaman diketahui sebagai
suhu optimum. Pada batas ini semua proses dalam perkembangan dan pertumbuhan
tanaman akan berjalan baik dari segi morfologi muapun fisiologinya.
Proses fisiologi tersebut antara lain yaitu :
a.
Fotosintesis
b.
Respirasi
c.
Penyerapan air
d.
Transpirasi
e.
Pembelahan sel
f.
Pemanjangan sel
dan
g.
Perubahan
fungsi sel akan berlangsung secara baik sehingga akan diperoleh produksi
maksimum pada setiap jenis tanaman kebutuhan akan suhu optimum ini bervariasi
seperti pada tanaman C3 membutuhkan suhu optimumnya antara 27 0C
sampai 280C, sedangkan pada tanaman C4 suhu optimumnya adalah 300C
sampai 350C.
Berdasarkan hal ini tanaman hortikultura dikelompokkan sebagai berikut :
Berdasarkan hal ini tanaman hortikultura dikelompokkan sebagai berikut :
I.
Tanaman yang
menghendaki batas suhu optimum yang rendah ( tanaman musim dingin), yaitu
tanaman yang tumbuh baik pada suhu 450F sampai 600
II. Tanaman yang menghendaki batas suhu optimum yang tinggi (musim panas), yaitu tanaman yang tumbuh baik pada suhu antara 600F sampai 750F
II. Tanaman yang menghendaki batas suhu optimum yang tinggi (musim panas), yaitu tanaman yang tumbuh baik pada suhu antara 600F sampai 750F
Dari tipe-tipe tanaman tersebut diatas maka dapat dilihat
contoh-contoh tanamannya pada tabel berikut.
Tanaman Musim Dingin (suhu Optimum =
45-600F)
|
||
Tanaman buah-buahan
|
Tanaman sayuran
|
Tanaman hias
|
Apel, pear, cherry, plum, strawbery
|
Asparagus, kubis, wortel, kentang dll
|
Gramenium, petunia
|
Tanaman Musim Dingin (suhu Optimum =
60-750F)
|
||
Apricot, grape, citrus
|
Tomat, waluh, ketimun
|
Rose, orchid
|
Dilihat dari segi morfologinya yaitu :
a.
Pertumbuhan dan
perkembangan vegetatif tanaman
b.
Pertumbuhan dan
perkembangan generatif tanaman
c.
Daya
perkecambahan dan daya tumbuh benih tanaman
2.
Batas Suhu Yang
Tidak Menguntungkan
Batas suhu yang tidak menguntungkan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman
dapat dibedakan sebagai berikut baik secara morfoligi dan fisiologinya :
a.
Suhu Diatas
Maksimum yang berpengaruh terhadap :
i.
Respirasi yaitu
terjadinya proses respirasi dan absobsi air yang tinggi sehingga terjadi
proses-proses perombakan protein dan terhambatnya kinerja enzim (denaturasi).
ii.
Terganggunya
pembentukan sel generatif yang terjadi karena rusaknya pembelahan sel secara
mitosis sehingga biji akan mandul atau kosong.
iii.
Terjadinya
translokasi yaitu terganggunya proses pengangkutan dan penyebarann assimilat
(hasil fotosintesis) dari sumber fotosintesis ke bagian-bagian tanaman yang
menggunakan atau menyimpan cadangan makanan seperti : buah, batang dan umbi.
iv.
Terjadinya
mutasi gen akibat adanaya suhu yang terlalu tinggi yang menyebabkan berubahnya
susunan genetik tanaman atau adanya sinar gamma.
v.
Tanaman
kekurangan unsur hara, karena suhu tinggi dapat mengganggu
perombakan-perombakan senyawa-senyawa penting bagi tanaman.
vi.
Tanaman menjadi
layu akibat suhu yang tinggi sehingga absorbsi air yang rendah dan tingginya
evapotranspirasi
3.
Suhu Dibawah
Minimumk perlambatan pertumbuhan dan perkembangan serta menghambat pembungaan
tanaman.
a.
Absorbsi unsur
hara dan air terganggu karena air akan membekupada suhu dibawah minimum dan
akar tanaman akan membeku yang menyebabkan fikositas menjadi naik.
Penyerapan unsur hara juga terganggu karena bakteri-bakteri pengurai akan
mengalami dormansi atau istrihat
b.
Respirasi
menurun karena kebutuhan air dan udara dalam tubuh tanaman menjadi rendah
seiring rendahnya aktivitas-aktivitas dalam tubuh tumbuhan.
c.
Perkecambahan
benih akan teganggu dimana embrio akan rusak yang disebabkan rusaknya membran
sel dalam biji.
d.
Sufokasi (suffocationI)
lambatnya pertumbuhan tanaman karena suhu udara yang rendah pada tanah dan
kekurangan oksigen
e.
Dedikasi yaitu
terjadinya kekeringan fisiologis karena absorbso air terhambat karena kurangnya
permeabilitas selaput akar atau karena naiknya visikositas air dalam air bahkan
membeku.
Pengaruh
Air Terhadap Pertumbuhan Tanaman
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Air merupakan sumber kehidupan,
tanpa air tidak ada makhluk yang dapat hidup. Begitu juga tanaman,salah satu
unsur terbesar tanaman adalah air yaitu berkisar anatara 90% untuk tanaman
muda, sampai kurang dari 10% untuk padi-padian yang menua sedangkan tanaman
yang mengandung minyak , kandungan airnya sangat sedikit. penyiraman harus
dilakukan teratur agar tidak kekurangan. Jika tidak disiram, tanaman akan mati
kekeringan. Air merupakan bahan untuk fotosintesis, tetapi hanya 0,1% dari
total air yang digunakan untuk fotosintesis. Air yang digunakan untuk
transpirasi tanaman sebanyak 99 %, dan yang digunakan untuk hidrasi 1 %,
termasuk untuk memelihara dan menyebabkan pertumbuhan yang lebih baik. Selama
pertumbuhan tanaman membutuhkan sejumlah air yang tepat
Air merupakan reagen yang penting
dalam proses-proses fotosintesa dan dalam proses-proses hidrolik. Disamping itu
juga merupakan pelarut dari garam-garam, gas-gas dan material-material yang
bergerak kedalam tumbuhtumbuhan,melalui dinding sel dan jaringan esensial untuk
menjamin adanya turgiditas, pertumbuhan sel, stabilitas bentuk daun, proses
membuk dan menutupnya stomata, kelangsungan gerak struktur tumbuh-tumbuhan .
Kekurangan air akan mengganggu aktifitas fisiologis maupun morfologis, sehingga
mengakibatkan terhentinya pertumbuhan. Defisiensi air yang terusmenerus akan
menyebabkan perubahan irreversibel (tidak dapat balik) dan pada gilirannya
tanaman akan mati.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini
adalah :
1.
mahasiswa
dapat m,engetahui peranan air bagi tanamanØ
2. Mahasiswa dapat mengetahui dampakØ kekurangan dan kelebihan air bagi
tanaman
3. Mahasiswa dapat menambah wawasan mengenai
pentin bgnya air bnagi tanaman
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sekilas
Tentang Sifat Air
Air adalah
basis dari kehidupan kemungkinan besar kehidupan pertama kali berevolusi di dalam air Itulah
sebabnya keberadaan Air dianggap sebagai
kemungkinan adanya kehidupan di tempat lain.
air meliputi sekitar 75% dari permukaan bumi ini.Di alam, air terdapat
dalam tiga bentuk:padat, cairdan gas. Sel hidup, 70% lebih terdiri dari
air,termasuk badan manusia. Kekurangan air beberapa persen saja sudah cukup
membuat badan ini lemah, dan kekurangan beberapa puluh persen dapat menyebabkan
kematian.
Kehidupan
sangat bergantung dari sifat-sifat dari air yang unik dibanding liquid yang
lain. sifat-sifat ini berasal dari
struktur dan interaksi molekul air .Air memiliki apa yang dinamakan
ikatan hidrogen yang anehnya cukup kuat. Ikatan ini memberikan air lebih struktur
daripada liquid yang lain, dan memberikan kohesi yang tinggi yang membantu transport dalam tumbuhan. Ikatan ini
juga memberikan tegangan permukaan air yang cukup kuat, dan memberikan bentuk
butir-butir air. Demikian pula air mempunyai tingkat adhesi yang tinggi dengan
kebanyakan material. Imbibisi (proses merasuknya air ke dalam struktur
berpori-pori) membantu penyerapan air ke dalam biji dan memecahkan kulit biji
sehingga biji tersebut dapat tumbuh.
Ikatan
hidrogen juga menyebabkan air mempunyai kapasitas panas yang tinggi sehingga
dapat berfungsi sebagai tempat penampung panas yang efektif. Pada waktu musim
panas air menampung panas dan pada waktu musim dingin mengeluarkannya perlahan,
sehingga menjaga level temperatur yang stabil yang penting bagi iklim dan
kehidupan. air juga memerlukan energi yang banyak untuk menguap sehingga
memoderasi panas dari matahari, menjaga temperatur ekosistem air, dan menjaga
temperatur organisma dari ekses panas.
Air juga mempunyai sifat anomali, yaitu mengembang ketika didinginkan
kurang dari 4 derajat. Hal ini terjadi karena perubahan struktur air menjadi
tetrahedral. Hal ini menjaga air di kedalaman menjadi beku. Karena berat jenis
es lebih ringan, es terbentuk dipermukaan dulu. Ketika air membeku, panas
dibebaskan ke lapisan di bawahnya dan mengisolasinya. Hal ini juga membuat
transisi antara musim tidak terjadi dengan tiba-tiba.
Air bersifat
polar sehingga melarutkan kebanyakan molekul ionik seperti mineral.Air
digunakan untuk mandi, mencuci, dan oleh
tanaman digunakan sebagai alat transport mineral. Seperti juga air sistem biologi kebanyakan berada dalam pH
netral, dan sebagai
buffer air menjaga keseimbangan pH tersebut, yang sangat penting bagi proses-proses dalam sel.
buffer air menjaga keseimbangan pH tersebut, yang sangat penting bagi proses-proses dalam sel.
2.2 Peranan
Air Bagi tumbuhan
Air yang di
butuhkan oleh tanaman adalah air yang berada di dalam tanah yang di tahan oleh
butir-butir tanah . air ini berasal dari cadangan dalam tanah yang telah ada
sebelum tanaman di tanam dan curah hujan yang turun senbelumnya. Peranan air
bagi tumbuhan guna menjamin kelangsungan proses fisiologis dan biologi
pertumbuhannya yaitu :
Ø Merupakan 90
– 95% penyusun tubuh tanaman
Ø Aktivator
enzim
Ø Pereaksi
dalam reaksi hidrolisis
Ø Sumber H
dalam fotosintesis
Ø Penghasil O2
dalam fotosintesis
Ø Pelarut dan
pembawa berbagai senyawa
Ø Menjaga Ψp sel yang penting untuk pembelahan, pembesaran, pemanjangan sel,
Ø mengatur
bukaan stomata, gerakan daun dan bunga (misal epinasti)
Ø Pemacu
respirasi
Ø Mengatur
keluar masuknya zat terlarut ke dan dari sel
Ø Mendukung
tegaknya tanaman, terutama pada tanaman herbaceus
Ø Agensia
penyebaran benih tanaman
Ø Mempertahankan
suhu tanaman tetap konstan pada saat cahaya penuh
2.3
Macam-Macam Air
Ø Air
gravitasi: berada di pori makro tanah, diikat sangat lemah oleh partikel tanah,
dengan cepat turun ke lapisan yang lebih dalam, tidak dapat dimanfaatkan
tanaman
Ø Air kapiler:
terdapat di pori mikro tanah, melapisi butiran tanah, diikat longgar oleh partikel
tanah, dapat dilepaskan oleh perakaran, dapat diserap akar
Ø Air higroskopis: air yang menempati posisi sangat dekat dengan partikel
tanah, diikat sangat kuat, akar tidak mampu memutus ikatan, tidak dapat diserap
akar
2.4
Faktor-Faktor Mempengaruhi Kebutuhan Air Pada Tanaman
Banyak pertanyaan yang mendasar
seputar bagaimana menyiram tanaman yang baik. Untuk menjawab itu, ada beberapa
hal penting yang berkaitan dengan kebutuhan air pada saat penyiraman, yaitu:
a) Jenis, Bentuk dan Umur Tanaman
Berdasarkan kebutuhan air, umumnya
ada tiga jenis tanaman, yaitu:
o Jenis Suka
Air, memerlukan air yang cukup banyak untuk dapat hidup dengan baik, contohnya
jenis Adiantum, Begonia, Calathea, Dracaena, Dieffenbachia, Monstera, Peperomia
serta jenis pakis-pakisan.Jenis
o menyukai air
dalam jumlah sedang, memerlukan air yang cukup tapi tidak berlebih untuk tumbuh
dalam kondisi yang sehat, contohnya adalah Aglaonema, Anthurium, Philodendron,
dan lainnya Jenis menyukai
o sedikit air,
merupakan jenis tanaman yang dapat tumbuh dengan baik dalam keadaan sedikit
air, contohnya berbagai jenis tanaman sukulen, kaktus, Sansiviera, Chryptanthus
dan lainnya.
Bentuk daun juga harus diperhatikan,
jika daunnya besar dan tipis, berarti tanaman tidak kuat kondisi kering dan
membutuhkan relatif lebih banyak air dalam penyiraman. Jika daun ada lapisan
lilinnya berarti sedikit tahan akan kondisi kering. Daun kecil akan menghindari
penguapan air saat siang hari. Akan tetapi penting pula diketahui jenis
tanamannya, apakah tanaman menyukai air atau tidak
b) Lokasi dan Kondisi Sekitar Tanaman
Lokasi juga mempunyai andil dalam
menentukan banyaknya air untuk penyiraman. Tanaman dalam pot yang diletakkan di
bawah naungan dengan yang langsung di bawah sinar matahari akan mempunyai
perbedaan kebutuhan air. Umumnya tanaman yang berada di daerah naungan
membutuhkan jumlah air yang relatif lebih sedikit dari pada tanaman yang
terkena sinar matahari langsung.
Peletakan tanaman pada sumber air
membutuhkan air yang berbeda dengan yang diletakkan di tengah lapangan terbuka.
Peletakan di dekat sumber air merupakan jenis tanaman yang menyukai kondisi air
cukup banyak untuk pertumbuhannya. Jenisnya pun berbeda dengan tanaman yang
tahan akan sinar matahari.
c)
Jenis Media
Tanam
Media merupakan material yang
bersentuhan langsung dengan akar, bagian tanaman yang sangat penting untuk
penyerapan air dan unsur hara lainnya. Media tanaman yang umum digunakan adalah
tanah, humus, sekam, cocopeat, pasir malang, dan akar pakis. Masing-masing
mempunyai daya ikat air yang berbeda. Humus mengandung banyak sisa-sisa bagian
tanaman yang membusuk. Biasanya bersifat menahan air. Tetapi jika diletakkan di
area terbuka, humus mudah kering dan berbentuk serpihan2/butiran2 halus.
Sekam yang umumnya digunakan adalah
jenis sekam biasa dan sekam bakar. Bentuknya yang berupa butiran-butiran sekam
kasar membantu tanah dalam memperbaiki struktur tanah hingga menjadi
remah-remah tidak padat sehingga air dapat mengalir dengan lancar. Untuk itu
media tanam sekam murni relatif cocok untuk tanaman hias pada pot, atau
campuran media tanam pada musim hujan agar air tidak merusak akar yang akan
mengakibatkan busuk akar.
Cocopeat relatif dapat menyimpan air
hingga penggunaan media dengan campuran bahan ini sangat tepat saat musim
kering, tetapi jangan biarkan media ini terlampau kering. Beda dengan pasir
malang yang lebih bersifat tidak menahan air. Sangat cocok digunakan sebagai
campuran media tanam pada musim hujan. Tak jarang untuk penanaman sering kali
media tersebut dicampur dengan jumlah tertentu. Oleh karena itu penting
mengetahui sifat media terhadap daya pegang air untuk mendapat media yang ideal
dengan jenis tanaman yang hendak ditanam.
d)
Besar
Kecilnya Pot
Terkait dengan tingkat kelembaban
media dalam pot. Pot kecil akan mempunyai tingkat kelembaban yang lebih kecil
jika dibandingkan dengan media pada pot yang besar. Tepai pot besar mempunyai
kelebihan dalam pertumbuhan akar tanaman. Banyaknya ruang yang tersedia dapat
memberikan ruang yang cukup untuk bernafasnya akar.
e)
Musim
Dua musim utama di Indonesia, musim
kering dan musim hujan, akan mempengaruhi penyiraman terhadap tanaman. Musim
kering tanaman harus diperiksa apakah memerlukan penyiraman satu-dua hari
sekali sedangkan musim hujan apakah harus disiram setiap hari atau tidak.
2.5 Pengaruh
Cekaman Air Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman
Pertumbuhan tanaman didefinisikan
sebagai bertambah besarnya tanaman yang diikuti oleh peningkatan berat kering.
Proses pertumbuhan tanaman terdiri dari pembelahan sel, perbesaran sel dan
diferensiasi sel Kekurangan air pada tanaman terjadi karena ketersediaan air
dalam media tidak cukup dan transpirasi yang berlebihan atau kombinasi kedua
faktor tersebut. Di lapangan walaupun di dalam tanah air cukup tersedia,
tanaman dapat mengalami cekaman (kekurangan air). Hal ini terjadi jika
kecepatan absorpsi tidak dapat mengimbangi kehilangan air melalui proses
transpirasi .
Kehilangan air dari tanaman oleh
transpirasi merupakan suatu akibat yang mtidak dapat dielakkan dari keperluan
membuka dan menutupnya stomata untuk masuknya CO2 dan kehilangan air melalui
transpirasi lebih besar melalui stomata daripada melalui kutikula. Indeks luas
daun yang merupakan ukuran perkembangan tajuk, sangat peka terhadap cekaman
air, yang mengakibatkan penurunan dalam pembentukan dan perluasan daun,
peningkatan penuaan dan perontokan daun, atau keduanya. Perluasan daun lebih
peka terhadap cekaman air daripada penutupan stomata. Selanjutnya dikatakan
bahwa peningkatan penuaan daun akibat cekaman air cenderung terjadi pada
daun-daun yang lebih bawah, yang paling kurang aktif dalam fotosintesa dan
dalam penyediaan asimilat, sehingga kecil pengaruhnya terhadap hasil.
Martin, Tenorio dan Ayerbe (1994)
menjelaskan bahwa cekaman air yang terjadi pada paruh kedua dari siklus hidup
tanaman ercis mengakibatkan penurunan nilai LAI (leaf area index) setelah
pembungaan. Hal ini menyebabkan rendahnya hasil biji ercis bila dibandingkan
dengan hasil pada musim tanam sebelumnya, dimana curah hujan selama paruh
pertama siklus hidupnya lebih besar. Kekurangan air dapat menghambat laju
fotosintesa, karena turgiditas sel penjaga stomata akan menurun. Hal ini
menyebabkan stomata menutup.
Penutupan stomata pada kebanyakan
spesies akibat kekurangan air pada daun akan mengurangi laju penyerapan CO2
pada waktu yang sama dan pada akhirnya akan mengurangi laju fotosintesa
.Disamping itu penutupan stomata merupakan faktor yang sangat penting dalam
perlindungan mesophyta terhadap cekaman air yang berat. Waktu antara penyebaran
benih dan pemasakan dapat diperpendek atau diperpenjang tergantung pada
intensitas dan waktu terjadinya cekaman air. Hasil penelitian Turk dan Hal pada
tahun 1980 dan Lawn tahun 1982 menunjukkan bahwa kacang tunggak berbunga dan
masak lebih awal dibawah tingkat cekaman air sedang, tetapi cekaman air yang
berat menunda aktivitas reproduktif
Kedalaman perakaran sangat
berpengaruh terhadap jumlah air yang diserap. Pada umumnya tanaman dengan
pengairan yang baik mempunyai sistem perakaran yang lebih panjang daripada
tanaman yang tumbuh pada tempat yang kering. Rendahnya kadar air tanah akan
menurunkan perpanjangan akar, kedalaman penetrasi dan diameter akar
.Peningkatan pertumbuhan akar di bawah kondisi cekaman air ringan sampai sedang
mungkin sangat penting dalam menyadap persediaan air baru bagi suatu
tanaman.Hasil penelitian Nour dan Weibel tahun 1978 menunjukkan bahwa
kultivarkultivar sorghum yang lebih tahan terhadap kekeringan, mempunyai
perkaran yang lebih banyak, volume akar lebih besar dan nisbah akar tajuk lebih
tinggi daripada lini-lini yang rentan kekeringan.Hasil penelitian Martin,
Tenorio dan Ayerbe (1994) menunjukkan bahwa perakaran tanaman ercis yang
mengalami cekaman air pada paruh kedua dari siklus hidupnya tidak dapat
menjelajahi keseluruhan lapisan tanah pada kedalaman 45 – 75 cm. Dengan kata
lain tanaman ercis tidak dapat mengekstrak air di bawah kedalaman 70 cm. akibat
lebih lanjut cekaman air akan menurunkan hasil tanaman, dan bahkan tanaman
gagal membentuk hasil. Jika cekaman air terjadi pada intensitas yang tinggi dan
dalam waktu yang lama akan mengakibatkan tanaman.
Tanggap pertumbuhan dan hasil
tanaman terhadap cekaman air tergantung fase pertumbuhan saat cekaman air
tersebut terjadi. Jika cekaman air terjadi pada fese pertumbuhan vegetatif yang
cepat, pengaruhnya akan lebih merugikan dibandingkan dengan jika cekaman air
terjadi pada fese pertumbuhan lainnya. Proses-proses fisiologi yng
mengakibatkan perubahan hasil karena cekaman air, digambarkan oleh Hsio dkk.
tahun 1976 seperti pada gambar berikut.
Untuk mengetahui apakah tanaman
cukup air atau tidak, dapat melihat gejala-gejala yang ditampakkan oleh
tanaman. Diantaranya adalah:
a.
Pengecekan
media tanam:
Ø Jika media terasa remah lepas, berarti media sedikit mengandung air
Ø Periksa
dengan membuat lubang sebesar ibu jari dengan kedalaman 1,5-3cm. Jika kering
maka kelembaban tanaman rendah dan tanaman perlu disiram.
b.
Gejala
fisiologis tanaman:
Ø Tanaman layu dan daun tua coklat dan mengering, dicurigai tanaman
kekurangan air. Periksa media dan gejala lain apakah disebabkan oleh hama dan
penyakit tanaman lainnya.
Ø Pinggiran
daun berwarna coklat dan kering untuk tanaman kekurangan air
Ø Jika
berbunga dan kurang air, maka bunga akan gugur dengan cepat.
Ø Jika daun
ujungnya coklat, kemungkinan besar kelebihan air.
Ø Dalam media
yang terlalu lembab, akar akan membu. Dampak kandungan lengas pada perkembangan
sistem perakaran
2.6 Dampak
Kelebihan Air pada Tanaman
Kelebihan air pada tanaman biasanya
terlihat /terjadi ketika awal musim hujan (akhir musim kemarau) dan padsa saat
pertengfahan musim hujan. Yang sangat berdampak bagi pertumbuhan tanaman dapat
di lihat sebagai berikut:” Awal musim hujan (akhir musim kemarau)
Ciri, sinar matahari cukup banyak,
suhu udara panas, kelembaban udara absolute (Ah) tinggi, kelembaban udara
relatip (Rh) tinggi, hujan masih jarang terjadi, dan sumber air tanah maupun
air permukaan sedikit. Dampak bagi tanaman yaitu proses transpirasi (proses
pendinginan) terganggu karena tingginya nilai Rh. Keadaan ini diperparah dengan
sulitnya proses pendinginan secara konduksi lewat daun, karena bahang panas
pada fase musim ini juga tinggi. Akibatnya tanaman akan kepanasan, daun dan
batang tanaman nampak layu meski masih nampak hijau. Kalau kondisi parah
ranting dan daun akan menguning dan rontok.
Kesalahan yang sering dilakukan pada
fase ini, melihat tanaman nampak layu timbul anggapan tanaman kurang air.
Padahal kelayuan muncul bukan karena kekurangan air (seperti pada musim panas),
namun akibat terganggunya proses penyerapan air karena transpirasi terhambat.
Dampak selanjutnya gampang diduga, zona akar akan kelebihan air dan mengundang
penyakit.
Pertengahan musim hujan. Ciri, sinar
matahari terhalangi mendung, suhu udara turun, kelembaban udara absolute (Ah)
turun / rendah, kelembaban udara relatip (Rh) tinggi, frekwensi hujan tinggi,
dan sumber air tanah maupun air permukaan melimpah.
Dampak bagi tanaman antara lain Kelembaban (Rh) tinggi pada suhu yang rendah merupakan kondisi ideal pertumbuhan spora jamur. Tanaman yang tidak sehat atau bagian tanaman yang tua menjadi rentan serangan jamur. Genangan-genangan air pada bagian batang, bonggol, dan daun (bagian-bagian yang kaya karbohidrat) cepat atau lambat akan diserbu jamur.
2.7 Stress Fisiologis Tanaman
Dampak bagi tanaman antara lain Kelembaban (Rh) tinggi pada suhu yang rendah merupakan kondisi ideal pertumbuhan spora jamur. Tanaman yang tidak sehat atau bagian tanaman yang tua menjadi rentan serangan jamur. Genangan-genangan air pada bagian batang, bonggol, dan daun (bagian-bagian yang kaya karbohidrat) cepat atau lambat akan diserbu jamur.
2.7 Stress Fisiologis Tanaman
Stress air pada tanaman merupakan
faktor utama dalam penghambatan produktivitas tanaman. Proses fisiologis selalu
berhubungan dengan air. Hilangnya air dari jaringan tanaman dapat berpengaruh pada
banyak hal, antara lain berkurangnya tekanan hidrostatik di dalam sel,
meningkatnya konsentrasi makromolekul dan larutan dengan berat molekul kecil.
Beberapa aktivitas fisiologis yang dipengaruhi oleh stress air antara lain
sebagai berikut.
a.
Pembesaran
dan Pembelahan Sel
Proses yang paling sensitif terhadap
stress air adalah pertumbuhan sel. Pengaruh utama tampak pada proses fisis.
Bila tekanan turgor sel jatuh akibat stress air, pembesaran sel juga menurun
karena kehilangan tekanan di dalam sel. Turgor yang tinggi dalam jaringan
kadang-kadang dijumpai pada malam hari dibanding dengan pada siang hari.
Ketersediaan air tanah juga berpengaruh pada potensi air di daun dan juga
perkembangan/perluasan daun. Stress air yang berkepanjangan dapat menghambat
pembelahan sel (meristem) belum jelas apakah penghambatan tersebut secara
langsung atau tidak langsung.
b.
Dinding Sel
dan Sintesis Protein
Dinding sel tersusun sebagian besar
dari selulosa yang merupakan penggabungan dari molekul glukosa. Sintesis
substansi ini tertekan pada kondisi stress air. Dilaporkan juga penggabungan
asam amino ke dalam bentuk protein juga dihambat oleh stress air, tetapi belum
jelas bagaimana stress air berpengaruh terhadap sintesis protein.
c.
Enzim
Defisit air berpengaruh langsung
terhadap level enzim. Pada kondisi stress yang moderat, level beberapa enzim
meningkat, misal enzim hidrolase dan dehidrogenase. Pada umumnya stress air
mengakibatkan menurunnya kadar enzim, terutama nitrat reduktase. Stress air
berpengaruh pada turgor, apakah kemudian tekanan turgor juga berpengaruh
terhadap enzim yang berada di plasma membran, masih menimbulkan pertanyaan,
mungkin bahwa aktivitas ATP ase membran dikendalikan oleh besarnya turgor, yang
juga dinyatakan bahwa potensial membran tergantung pada turgor. Diduga bahwa
perubahan potensial membran dimaksudkan agar jaringan tanaman dapat
mengendalikan reaksi fisiologis, misal penyerapan bahan-bahan terlarut.
Hubungan antara penyerapan sukrosa dan turgor telah disebutkan di depan. Hal
yang serupa dijumpai pada hubungan antara turgor dan penyerapan K+ pada
ganggang Velonia sp, penyerapan K+ meningkat bila turgor sel menurun dan
sebaliknya. Dengan demikian nampak bahwa tekanan turgor memiliki fungsi ganda
dalam proses pertumbuhan. Ia dibutuhkan untuk menekan dinding/membran sel untuk
memberi fasilitas pemecah ikatan kimia dan tahap berikutnya mengendalikan
bahan-bahan terlrut yang dibutuhkan untuk pertumbuhan.
BAB III
KESIMPULAN
DAN SARAN
3.1
KESIMPULAN
Air bagi tanaman merupakanØ bahan untuk fotosintesis, tetapi
hanya 0,1% dari total air yang digunakan untuk fotosintesis. Air yang digunakan
untuk transpirasi tanaman sebanyak 99 %, dan yang digunakan untuk hidrasi 1 %,
termasuk untuk memelihara dan menyebabkan pertumbuhan yang lebih baik. Selama
pertumbuhan tanaman membutuhkan sejumlah air yang tepat .Kebutuhan air bagi
tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lainjenis tanaman dalam
hubungannya dengan tipe dan perkembangannya, kadar air tanah dan kondisi cuaca
peranan air bagi tumbuhan sangat besar diantaranya
peranan air bagi tumbuhan sangat besar diantaranya
untuk pemakaian evapotranspirasi ,di
gunakan untuk proses asimilasi, sebagai pengangkut unsure harav , sebagai
pengatur tegangan sel, dan sebagai bagian dari tanamaan baik sebagai penyusun
jaringan ,maupun sebagai penolonng sifat sifat bahan-bahan penyusun jaringan
tersebut.
Kekurangan air bagi tanaman dapat
menyebabkan aktivitas prposes vaktivitas dan fisiologis tanaman terhambat
bahkan tidaka kan berjalan, tanaman yang kekuirangan air akan menyebabkan
tanaman layu dan akhirnya akan menyebabkan kematian pada tanaman Karen
jaringan-jaringan tanaman tidak lagi berfungsi dengan baik. Sedangkan kelebihan
air pada tanaman akan meyebabkan permukaan tanah tempat tanaman hidup akan
lembab karena kelebihan air, keaaadaan lembab tersebut akan memunculkan mikro
organisme jamur yang akan mengakibatkan tumbuhnya penyakit bagi tanaman.
3.2 SARAN
Untuk dapat meningkatkan produksi pertanian, maka
sebaiknya setiap pelaku usaha tani agar dapat menerapkan teknologi-teknologi
yang dianjurkan oleh para penyuluh pertanian. Karena dengan menggunakan
teknologi-teknologi terbaru maka hasil pertanian kita dapat di tingkatkan.
DAFTAR PUSTAKA
Aak, 1983,Dasar-Dasar Bercocok
Tanam,kanisus, Yogyakarta.
Arsyad sofyan.dkk,1983,Ilmu iklim dan Pengairan. C.v yasaguna.
Arsyad sofyan.dkk,1983,Ilmu iklim dan Pengairan. C.v yasaguna.
Fungsi Nitrogen
Nitrogen
(N) merupakan salah satu dari 13 unsur utama (esensial) yang dibutuhkan
olehtanaman. Ketigabelas unsur utama ini disebut sebagai nutrients
(makanan).Tanaman membutuhkan makanan ini untuk pertumbuhannya. Untuk
menumbuhkan segantang (1 bushel) jagung dibutuhkan lebih kurang 16 lbs
nitrogen. Fungsi nitrogen ini merupakankomponen struktural dari protein, DNA,
dan enzim (Anonim, 2004a; 2004b).Jumlah unsur yang ada pada pupuk biasanya
dinyatakan dalam rasio NP-K. Rasio ini selalutercantum pada kantong suatu pupuk
buatan. Sebagai contoh, pada suatu kantong pupuk tertulis.15-30-15., berarti
pada pupuk tersebut mengandung 15 persen nitrogen. Nomor inimengindikasikan
persen berat dari nitrogen, fosfor oksida, dan potasium oksida pada pupuk.Ada
beberapa fungsi nitrogen pada tanaman adalah sebagai berikut
(Anonim,2004c): _ Nitrogen merupakan suatu bagian dari sel hidup dan
bagian utama dari semua protein, enzimdan proses metabolik yang disertakan pada
sintesa dan perpindahan energi. _ Nitrogen merupakan bagian dari kloro_l,
pewarna hijau dari tanaman yang bertanggung jawabterhadap fotosintesis. _
Nitrogen membantu tanaman mempercepat pertumbuhannya, meningkatkan produksi
bibit dan buah serta memperbaiki kualitas daun dan akar.Sumber
nitrogen Nitrogen bersumber dari pupuk dan udara (tumbuhan memperolehnya
dari atmosfer). Sumber nitrogen yang digunakan pada pupuk buatan sangat
banyak, seperti amonia (NH3), diamoniumfosfat ((NH4)2HPO4), amonium nitrat
(NH4NO3), amonium sulfat ((NH4)2SO4), kalsiumcyanamida (CaCN2), kalsium nitrat
(Ca(NO3)2), natrium nitrat (NaNO3), dan urea (N2H4CO).Sumber utama nitrogen
secara geologi adalah kelompok mineral nitrat, seperti nitratit dan niter (saltpeter). Nitratit
(NaNO3) mempunyai struktur kristal yang mirip dengan kalsit dan mudah larut
dalam
UNSUR
NITROGEN DAN PERANANNYA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN
23 Maret
2010
Pertumbuhan, perkembangan dan
produksi suatu tanaman ditentukan oleh dua faktor utama yaitu faktor genetik
dan faktor lingkungan. Salah satu faktor lingkungan yang sangat menentukan
lajunya pertumbuhan, perkembangan dan produksi suatu tanaman adalah tersedianya
unsur-unsur hara yang cukup di dalam tanah. Dari 105 unsur yang ada di atas
permukaan bumi ini, ternyata baru 16 unsur yang mutlak diperlukan oleh suatu
tanaman untuk dapat menyelesaikan siklus hidupnya dengan sempurna. Ke- 16 unsur
tersebut terdiri dari 9 unsur makro dan 7 unsur mikro. 9 unsur makro dan 7
unsur mikro inilah yang disebut sebagai unsur -unsur esensial.
Menurut ARNON dan STOUT ada tiga
kriteria yang harus dipenuhi sehingga suatu unsur dapat disebut sebagai unsur
esensial:
- Unsur tersebut diperlukan untuk menyelesaikan satu siklus hidup tanaman secara normal (biji – — biji).
- Unsur tersebut memegang peran yang penting dalam proses biokhemis tertentu dalam tubuh tanaman dan peranannya tidak dapat digantikan atau disubtitusi secara keseluruhan oleh unsur lain.
- Peranan dari unsur tersebut dalam proses biokimia tanaman adalah secara langsung dan bukan secara tidak langsung.
Ketersediaan unsur-unsur esensial
didalam tanah bagi tanaman sangat ditentukan oleh pH. Seperti unsur N pada pH
5.5 – 8.5, P pada pH 5.5 – 7.5 sedangkan K pada pH 5.5 – 10 sebaliknya unsur
mikro relatif tersedia pada pH rendah. Pelajaran penting yang perlu kita ingat
dari ketersediaan unsur esensial dalam hubungannya dengan pH yaitu bahwa untuk
melakukan percobaan-percobaan lapang disarankan agar dilakukan pada area dengan
pH tanah kurang lebih 7. Hal ini disebabkan karena pada pH tersebut semua unsur
hara esensial baik makro maupun mikro berbeda dalam keadaan yang siap untuk
diserap oleh akar tanaman sehingga dapat menjamin pertumbuhan dan produksi
tanaman.
Dan untuk selanjutnya kami akan mencoba menjelaskan pengaruh daripada unsur makro dan mikro terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman, terutama pengaruh unsur N terhadap pertumbuhan tanaman dan gejala dari kekurangan dan kelebihan unsur tersebut bagi tanaman.
Dan untuk selanjutnya kami akan mencoba menjelaskan pengaruh daripada unsur makro dan mikro terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman, terutama pengaruh unsur N terhadap pertumbuhan tanaman dan gejala dari kekurangan dan kelebihan unsur tersebut bagi tanaman.
A. NITROGEN.
Nitrogen adalah unsur kimia yang memiliki lambang N, nomor atom dari 7 dan massa atom 14,00674 u. Elemental nitrogen tidak berwarna, tidak berbau, tawar dan kebanyakan lembam diatomik gas pada kondisi standar, merupakan 78% dari volume atmosfer bumi.
Banyak senyawa penting industri, seperti amonia, asam nitrat, nitrat organik (propellants dan bahan peledak), dan sianida, mengandung nitrogen. Ikatan yang sangat kuat dalam unsur kimia nitrogen mendominasi, menyebabkan kesulitan untuk kedua organisme danindustri dalam mematahkan ikatan untuk mengubah N 2 menjadi senyawa yang berguna, tetapi melepaskan sejumlah besar energi sering berguna, ketika senyawa tersebut terbakar, meledak, atau pembusukan kembali menjadi gas nitrogen.
Unsur nitrogen ditemukan oleh dokter Skotlandia Daniel Rutherford pada tahun 1772. Nitrogen terjadi di semua organisme hidup. Ini adalah elemen konstituen asam amino dan dengan demikian protein, dan asam nukleat (DNA dan RNA). Ini terletak pada struktur kimia dari hampir semua neurotransmiter, dan merupakan komponen yang menentukan alkaloid, molekul biologis yang dihasilkan oleh banyak organisme.
Nitrogen adalah unsur kimia yang memiliki lambang N, nomor atom dari 7 dan massa atom 14,00674 u. Elemental nitrogen tidak berwarna, tidak berbau, tawar dan kebanyakan lembam diatomik gas pada kondisi standar, merupakan 78% dari volume atmosfer bumi.
Banyak senyawa penting industri, seperti amonia, asam nitrat, nitrat organik (propellants dan bahan peledak), dan sianida, mengandung nitrogen. Ikatan yang sangat kuat dalam unsur kimia nitrogen mendominasi, menyebabkan kesulitan untuk kedua organisme danindustri dalam mematahkan ikatan untuk mengubah N 2 menjadi senyawa yang berguna, tetapi melepaskan sejumlah besar energi sering berguna, ketika senyawa tersebut terbakar, meledak, atau pembusukan kembali menjadi gas nitrogen.
Unsur nitrogen ditemukan oleh dokter Skotlandia Daniel Rutherford pada tahun 1772. Nitrogen terjadi di semua organisme hidup. Ini adalah elemen konstituen asam amino dan dengan demikian protein, dan asam nukleat (DNA dan RNA). Ini terletak pada struktur kimia dari hampir semua neurotransmiter, dan merupakan komponen yang menentukan alkaloid, molekul biologis yang dihasilkan oleh banyak organisme.
B. SIKLUS NITROGEN
Siklus nitrogen merupakan salah satu siklus hara paling penting yang ada di permkaan bumi. Nitrogen digunakan oleh organisme hidup untuk menghasilkan sejumlah kompleks organik molekul seperti asam amino, protein, dan asam nukleat.
Siklus nitrogen merupakan salah satu siklus hara paling penting yang ada di permkaan bumi. Nitrogen digunakan oleh organisme hidup untuk menghasilkan sejumlah kompleks organik molekul seperti asam amino, protein, dan asam nukleat.
Dibawah ini adalah agen-agen yang
berperan dalam siklus nitrogen.
- Fiksasi nitrogen oleh bakteri dapat memperbaiki atmosfer gas nitrogen (N 2) untuk amonia (NH 3) dalam reaksi pengurangan. Persamaan untuk reaksi ini adalah: N 2 + 3H 2 —-> 2NH 3 Beberapa bakteri pengikat nitrogen yang hidup bebas di tanah misalnya Azotobacter Beberapa, misalnya Rhizobium, membentuk mutualistic (simbiotik) hubungan dengan legum (kacang polong, kacang-kacangan, semanggi dll, Ini adalah anggota Papilionaceae) di mana bakteri hidup di nodul pada akar tanaman. Bakteri menyediakan tanaman dengan tetap nitrogen, tanaman memberikan bakteri dengan karbohidrat. Gambar di bawah ini menunjukkan nodul akar dalam anggota Papilionaceae
- Decomposer adalah bakteri dan jamur yang membusuk bangkai binatang dan tanaman dan, dalam proses mengkonversi nitrogen organik mereka (yang ditemukan dalam protein dan asam nukleat) menjadi anorganik, amonium (NH 4 +) .
- Bakteri nitrifikasi adalah bakteri yang interconvert molekul nitrogen anorganik: Nitrosomonas mengubah amonium (NH 4 +) ke nitrit (NO 2 -) ,Nitrobacter mengubah nitrit (NO 2 -) menjadi nitrat (NO 3 -) .Secara bersama proses-proses ini dikenal sebagai nitrification .Nitrification hanya terjadi bila kondisi tanah tidak sesuai yaitu berawa, terlalu dingin atau terlalu asam. Jika kondisi tanah yang tidak sesuai terakumulasi amonium
- Baktei denitrifikasi adalah bakteri yang mengubah nitrat (NO 3 -) untuk nitrit (NO 2 -) dan kemudian ke gas nitrogen (N 2) .Bakteri ini mengkonversi nitrogen anorganik ke dalam atmosfer nitrogen; suatu proses yang dikenal sebagai denitrifikasi. Contoh bakteri ini adalah Pseudomonas, Thiobacillus dll. Ini adalah denitrifikasi bakteri anaerob sehingga hanya terjadi dalam kondisi anaerob (misalnya ketika tanah berawa
- Fiksasi nitrogen oleh energi yang tinggi yang tersedia dari petir yang cukup untuk memperbaiki atmosfer nitrogen nitrat
- Haber-Bosch: ini adalah sepenuhnya proses buatan yang digunakan dalam pembuatan pupuk amonium – tetapi karena kontribusi terhadap total fiksasi nitrogen atmosfer sering termasuk
- Pencucian: hilangnya nitrat dari tanah sebagai akibat dari hujan lebat turun. Nitrat larut ke dalam tubuh air (misalnya danau) memperkaya mereka dan membuat mereka lebih subur. Proses ini dikenal sebagai eutrofikasi.
C. N- TERSEDIA BAGI TANAMAN.
Nitrogen yang dapat di manfaatkan oleh tanaman tinggkat tingggi khususnya tanaman budidaya dapat di bedakan atas empat kelompok utama yaitu:
1. Nitrogen nitrat (NO3-),
2. Nitrogen ammonia (NH4+),
3. Nitrogen molekuler (N2) dan
4. Nitrogen organic.
Nitrogen yang dapat di manfaatkan oleh tanaman tinggkat tingggi khususnya tanaman budidaya dapat di bedakan atas empat kelompok utama yaitu:
1. Nitrogen nitrat (NO3-),
2. Nitrogen ammonia (NH4+),
3. Nitrogen molekuler (N2) dan
4. Nitrogen organic.
Namun tidak semua dari bentuk –
bentuk nitrogen ini dapat tersedia bagi tanaman. Umumnya tanaman pertanian
memanfaatkan nitrat dan ammonium kecuali pada beberapa tanaman legume yang
mampu memanfaatkan N bebas melalui proses fiksasi N dengan bersimbiosis dengan
bakteri Rhizobium. N organic kadang – kadang dapat dimanfaatkan oleh tanaman
tinggi akan tetapi tidak mampu mencukupi kebutuhan N tanaman dan umumnya
dimanfaatkan lewat daun melalui pemupukan lewat daun.
Bagi tanaman pertanian terutama manfaat N dalam bentuk ion nitra, akan tetapi dalam kondisi tertentu khususnya pada tanah – tanah masam dan kondisi an aerobic tanaman akan memanfaatkan N dalam bentuk ion ammonium (NH4+). Pada tanaman – tanaman yang tumbuh aktif dengan cepat nitrat yang terabsopsi oleh akar tanaman akan terangkut dengan cepat ke daun mengikuti alur transpirasi. Oleh karena itu metabolisme nitrat pada kebanyakan tanaman budidaya umumnya terjadi didaun walaupun metabolisme nitrogen juga terjadi pada akar tanaman.
Bagi tanaman pertanian terutama manfaat N dalam bentuk ion nitra, akan tetapi dalam kondisi tertentu khususnya pada tanah – tanah masam dan kondisi an aerobic tanaman akan memanfaatkan N dalam bentuk ion ammonium (NH4+). Pada tanaman – tanaman yang tumbuh aktif dengan cepat nitrat yang terabsopsi oleh akar tanaman akan terangkut dengan cepat ke daun mengikuti alur transpirasi. Oleh karena itu metabolisme nitrat pada kebanyakan tanaman budidaya umumnya terjadi didaun walaupun metabolisme nitrogen juga terjadi pada akar tanaman.
D. PERANAN N BAGI PERTUMBUHAN
TANAMAN.
Nitrogen adalah unsur yang sangat penting bagi petrumbuhan tanaman. Nitrogen merupakan bagian dari protein, bagian penting konstituen dari protoplasma, enzim, agen katalis biologis yang mempercepat proses kehidupan. Nitrogen juga hadir sebagai bagian dari nukleoprotein, asam amino, amina, asam gula, polipeptida dan senyawa organik dalam tumbuhan. Dalam rangka untuk menyiapkan makanan untuk tanaman, tanaman diperlukan klorofil, energi sinar matahari untuk membentuk karbohidrat dan lemak dari C air dan senyawa nitrogen.
Adapun peranan N yang lain bagi tanaman adalah :
Nitrogen adalah unsur yang sangat penting bagi petrumbuhan tanaman. Nitrogen merupakan bagian dari protein, bagian penting konstituen dari protoplasma, enzim, agen katalis biologis yang mempercepat proses kehidupan. Nitrogen juga hadir sebagai bagian dari nukleoprotein, asam amino, amina, asam gula, polipeptida dan senyawa organik dalam tumbuhan. Dalam rangka untuk menyiapkan makanan untuk tanaman, tanaman diperlukan klorofil, energi sinar matahari untuk membentuk karbohidrat dan lemak dari C air dan senyawa nitrogen.
Adapun peranan N yang lain bagi tanaman adalah :
- Berperan dalam pertumbuhan vegetatif tanaman.
- Memberikan warna pada tanaman,
- Panjang umur tanaman
- Penggunaan karbohidrat.
- Dll.
E. GEJALA KEKURANGAN DAN KELEBIHAN
UNSUR N TERHADAP TANAMAN.
Kekurangan salah satu atau beberapa unsur hara akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman tidak sebagaimana mestinya yaitu ada kelainan atau penyimpangan-penyimpangan dan banyak pula tanaman yang mati muda yang sebelumnya tampak layu dan mengering.
Kekurangan salah satu atau beberapa unsur hara akan mengakibatkan pertumbuhan tanaman tidak sebagaimana mestinya yaitu ada kelainan atau penyimpangan-penyimpangan dan banyak pula tanaman yang mati muda yang sebelumnya tampak layu dan mengering.
Adapun gejala yang ditimbulkan
akibat dari kekurangan dan kelebihan unsure N bagi tnaman adalah sebagai
berikut :
1. Efek kekurangan unsur N bagi Tanaman.
1. Efek kekurangan unsur N bagi Tanaman.
- Pertumbuhan kerdil,
- Warna daun menguning,
- Produksi menurun,
- Fase pertumbuhan terhenti,
- Kematian.
2. Efek dari kelebihan unsur N bagi
tanaman.
- Kualitas buah menurun.
- Menyebabkan rasa pahit (spt pada buah timun).
- Produksi menurun,
- Daun lebat dan pertumbuhan vegetative yang cepat,
- Menyebabkan keracunan pada tanaman,
Unsur Hara Fosfor (P)
Fosfor (P) merupakan unsur hara yang diperlukan dalam
jumlah besar (hara makro). Jumlah fosfor dalam tanaman lebih kecil dibandingkan
Nitrogen dan Kalium. Tetapi fosfor dianggap sebagai kunci kehidupan (Key of
life). Unsur Fosfor di tanah berasal dari bahan organik, pupuk buatan dan
mineral-mineral di dalam tanah (apatit).
Tanaman menyerap fosfor dalam bentuk ion ortofosfat (H2PO4-) dan ion ortofosfat sekunder (HPO4=). Menurut Tisdale (1985) dalam Rosmarkam dan Yuwono (2002) unsur P masih dapat diserap dalam bentuk lain, yaitu bentuk pirofosfat dan metafosfat, bahkan menurut Thomson (1982) dalam Rosmarkam dan Yuwono (2002) bahwa kemungkinan unsur P diserap dalam bentuk senyawa oraganik yang larut dalam air, misalnya asam nukleat dan phitin.
Tanaman menyerap fosfor dalam bentuk ion ortofosfat (H2PO4-) dan ion ortofosfat sekunder (HPO4=). Menurut Tisdale (1985) dalam Rosmarkam dan Yuwono (2002) unsur P masih dapat diserap dalam bentuk lain, yaitu bentuk pirofosfat dan metafosfat, bahkan menurut Thomson (1982) dalam Rosmarkam dan Yuwono (2002) bahwa kemungkinan unsur P diserap dalam bentuk senyawa oraganik yang larut dalam air, misalnya asam nukleat dan phitin.
Fosfor yang diserap tanaman dalam bentuk ion anorganik cepat
berubah menjadi senyawa fosfor organik. Fosfor ini mobil atau mudah bergerak
antar jaringan tanaman. Kadar optimal fosfor dalam tanaman pada saat
pertumbuhan vegetatif adalah 0.3% - 0.5% dari berat kering tanaman.
Fungsi fosfor (P) adalah untuk pembelahan sel, pembentukan albumin, pembentukan bunga, buah dan biji. Selain itu fosfor juga berfungsi untuk mempercepat pematangan buah, memperkuat batang, untuk perkembangan akar, memperbaiki kualitas tanaman, metabolisme karbohidrat, membentuk nucleoprotein (sebagai penyusun RNA dan DNA) dan menyimpan serta memindahkan energi seperti ATP. Unsur Fosfor juga berfungsi untuk meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit.
Unsur Hara Kalium
Kalium (K) merupakan unsur hara utama ketiga setelah N dan P. Kalium
mempunyai valensi satu dan diserap dalam bentuk ion K+. Kalium tergolong unsur
yang mobil dalam tanaman baik dalam sel, dalam jaringan tanaman, maupun dalam
xylem dan floem. Kalium banyak terdapat dalam sitoplasma. Kalium pupuk
buatan dan mineral-mineral tanah seperti feldspar, mika dan lain-lain.
Secara umum fungsi Kalium bagi tanaman, antara lain :
- Membentuk dan mengangkut karbohidrat,
- Sebagai katalisator dalam pembentukan protein
- Mengatur kegiatan berbagai unsur mineral
- Menetralkan reaksi dalam sel terutama dari asam organik
- Menaikan pertumbuhan jaringan meristem
- Mengatur pergerakan stomata
- Memperkuat tegaknya batang sehingga tanaman tidak mudah roboh
- Mengaktifkan enzim baik langsung maupun tidak langsung
- Meningkatkan kadar karbohidrat dan gula dalam buah
- Membuat biji tanaman menjadi lebih berisi dan padat
- Meningkatkan kualitas buah karena bentuk, kadar, dan warna yang lebih baik
- Membuat tanaman menjadi lebih tahan terhadap hama dan penyakit
- Membantu perkembangan akar tanaman.
Kekurangan kalium pada tanaman menyebabkan turgor tanaman
menjadi berkurang sehingga sel tanaman menjadi lemah.
FUNGSI SULFUR ( S ) ATAU BELERANG BAGI TANAMAN
FUNGSI BELERANG BAGI TANAMANPenulis : Nurman Ihsan, SP ( THL TBPP DEPTAN di BANTEN )
Unsur Sulfur dalam Pupuk
Bila kita mengenal pupuk ZA, maka di dalamnya terdapat kandungan unsur N dan S. Unsur Nitrogennya sebesar 21 % dan Sulfur ( belerang ) sebesar 24 %. Artinya apa? kandungan Sulfurnya kok bisa lebih tinggi dari N nya.
Selain dalam pupuk ZA, unsur belerang terdapat dalam pupuk Ponska ( 15 15 15 10 ). Artinya di dalam pupuk ponska ada sekitar 10 % unsur sulfurnya.
Fungsi Sulfur Bagi Tanaman
Oleh sebab itu, marilah kita mengenal fungsi Sulfur ini bagi tanaman. Unsur Sulfur yang lebih dikenal dengan nama Belerang diserap tanaman dalam bentuk ion sulfat (SO4=). Zat ini merupakan bagian dari protein yang terdapat dalam bentuk cystein, methionin, thiamine.
Adapun fungsi umum sulfur sbb :
- Membantu pembentukan butir hijau daun sehingga daun menjadi lebih hijau.
- Menambah kandungan protein dan vitamin hasil panen.
- Meningakatkan jumlah anakn yang menghasilkan (pada tanaman padi).
- berperan penting pada proses pembulatan zat gula.
- Memperbaiki warna, aroma, dan kelenturan daun tembakau ( khusus pada tembakau omprongan).
- Memperbaiki aroma, mengurangi penyusutan selama penyimpangan, memperbesar umbi bawang merah dan baeang putih. http://banyuagung.wordpress.com/2009/07/30/fungsi-pupuk-za-bagi-tanaman-kita
Fungsi Sulfur Bagi Tanaman Padi
Belerang ( sulfur) pada padi diperlukan untuk sintesis asam amino sistin, sistein, dan metionin, yang selanjutnya membentuk protein. Selain itu belerang sangat membantu perkembangan pucuk, akar dan anakan.
Padi sawah yang mengalami kekurangan belerang umurnya lebih panjang dengan persentase kehampaan gabah yang tinggi, untuk mengatasi kekahatan belerang pada padi, perlu dilakukan upaya perbaikan kualitas dan produktivitas tanah melalui pemberian pupuk anorganik dan pupuk organik.
Salah satu sumber S anorganik yang baik untuk padi sawah adalah pupuk amonium sulfat [(NH4)2SO4] karena dapat memasok S yang tersedia bagi tanaman, yaitu sulfat (SO42-). http://blogs.unpad.ac.id/emmasofyan
BILA TANAMAN KEKURANGAN UNSUR HARA BELERANG, MAKA:
- Produksi protein tanaman menurun, pertumbuhan sel tanaman kurang aktif.
- Terjadi penimbunana amida bebas dan asam amino sampai batas yang berbahaya bagi tanaman, terjadi kerusakan aktifitas fisiologis dan mudah tererang hama dan penyakit.
- Produksi butir hijau daun menurun, proses asimilasi dan sintesis karbohidrat terlambat, tanaman mengalami klorosis / kekuningan, dan hasil panen rendah.
Pada suatu kesempatan, saya pernah bertanya pada petani sawi organik, ” kok sawi ini rasanya enak pak?”. Dijawabnya,” kalo untuk pupuk, saya nga pake urea, tapi pake pupuk ZA saja”.
Unsur
Hara Magnesium pada Tumbuhan
Tentang
Magnesium
- Magnesium terdapat di dalam klorofil, untk fotosintesis
- Kadar magnesium dari klorofil tanaman adalah 2,7 persen ( G.H. Collings (1995))
- Magnesium diserap dalam bentuk Mg++ dan merupakan bagian dari hijau daun yang tidak dapat digantikan oleh unsur lain
- Bersifat mobile
- Antagonistis dengan K
Fungsi
Magnesium pada Tumbuhan
- Pembentukan klorofil pada daun
- Berperan dalam pembentukan buah
- Co – factor hampir seluruh enzim dalam metabolisme tanaman (proses fotosintesa, pembentukan sel, pembentukan protein, pembentukan pati, transfer energi serta mengatur pembagian dan distibusi karbohidrat keseluruh jaringan tanaman.)
- Menetralisir kejenuhan zat - zat yang meracuni tanah
- Aktifator berbagai jenis enzim tanaman, merangsang pembentukan senyawa lemak dan minyak, serta karbohidrat
- Memperbaiki porositas tanah, struktur serta aerasi tanah sekaligus bermanfaat bagi mikrobiologi dan kimiawi tanah sehingga tanah menjadi gembur, sirkulasi udara dalam tanah lancar dan menjadikan akar semai bebas bergerak menghisap unsur hara dari tanah
CIri
Kekurangan Magnesium pada Tumbuhan
- Klorosis : ringan, sedang, berat, berat sekali
- Nekrosis : pada tepi daun atau seluruh bagian daun
- Denutrisi pada tanaman mengakibatkan daya tahan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit menjadi rendah, tanaman mudah terserang hama dan penyakit
- Matinya titik tumbuh pada pucuk dan akar tanaman
- Mempengaruhi kemampuan berbuah dan produksinya.
- Gejala pada tanaman berkeping satu (jagung, padi, andum dsb) ::klorosis terjadi pd tulang2 daun yg sejajar dan merah di ujung daun
- Gejala pada tanaman berkeping dua (warna hijau terihat kecil pd daun sedang tulang daun masih sama warnanya)
- Pada tanaman biji-bijian, daya tumbuh biji kurang atau lemah, malah kalau tanaman tetap tumbuh maka tanaman akan nampak lemah sekali.
Ciri
Kelebihan Magnesium pada Tumbuhan
- Pertumbuhan tanaman terhambat terutama sistem perakaran
- Daun menjadi kerdil
Hal-Hal yang
Menyebabkan Kekurangan Magnesium
- Penanaman secara terus menerus pada suatu tempat
- Pencucian magnesium oleh hujan
- Pemupukan yang salah
- Terlalu banyak mengandung kalium
Cara
Mengatasi Kekurangan Magnesium
- Rotasi tanaman
- Pemupukan tanah dengan hijau daun, pupuk kompos, pupuk kandang yang dapat menunda kehilangan Magnesium karena pencucian
- Diberikan magnesium sulfat.
Cl dalam tanaman
- Diserap akar dalam bentuk Cl –, dapat juga diserap lewat daun
- Fungsi: berkaitandengan air dalam tanaman; osmotik, turgor daun, counterion K+; diperlukan dalam evolusi O2 (fotosintesis)
- Sangat mudah bergerak dalam tanaman
- Gejala kekahatan : layu; klorosis daun; pertumbuhan akar terhambat; nekrosis daun dan berwarna seperti tembaga
- Kelebihan Cl: penyerapan air berkurang; daun menebal dan menggulung; mutu buah dan umbi berkurang.
Cl dalam tanah
- Sangat mobil, mudah terlindi
- Sumber utama garam KCl
- Merupakan anion utama pada tanah salin, mengumpul di tanah kering, berada sedikit diatas water table, darinase internal buruk, berasal dari air irgasi
- Sedikit sekali Cl dalam bahan organik, atau terjerap di permukaan mineral
- Di daerah pantai banyak masukan dari hembusan angin laut.
Ketersediaan Cl
- Dalam tanah Cl sangat terlarut dan sangat tersedia bagi tanaman
- Pada tanah yang sangat hebat pelindiannya mungkin muncul kekahatan
- Interaksi hara: nitrat dan sulfat dapat menghambat penyerapan Cl
- Tekanan penyakit: mampu menekan penyakit pada akar dan daun (gandum, padi, kentang)
Gerakan Cl
Unsur Cl bergerak menuju akar
bersama aliran masa.
Keracunan Cl
Keracunan Cl lebih sering dijumpai
dibanding kekahatan Cl. Unsur ini menekan pertumbuhan tanaman dengan mekanisme:
sumbangan garam yangtinggi dalam tanah, bagi tanaman yang peka terhadap Cl
misalnya: kacang-kacangan, tanaman buah, kapas dan tembakau.
Pupuk Cl
Unsur Cl terdapat dalam rabuk dan
sumber organik lainnya meski sedikit. Sumber anorganik: pupuk KCl, atau gram
lainnya.
Pupuk
Boron Penting Untuk Produktifitas Tanaman
Harga cabe dan sayuran terus
melambung dan untuk pertamakalinya dalam sejarah di negeri ini, cabe masuk
dalam sidang kabinet, berbagai ahli berpendapat dan “menyalahkan” cuaca yang
ekstrim. Haruskah kita terus menyalahkan alam ? Adalah solusi lain untuk meningkatkan
produksi tanaman?
Dalam kehidupan keseharian patut
kita akui, seringkali kita mengabaikan hal-hal yang kecil. Kenyataan yang ada
hal kecil tersebut akan berdampak besar bila kita mengabiakannya. Seperti tubuh
manusia, nutrisi yang diberikan haruslah berimbang. Ibaratnya 4 sehat 5
sempurna.
Dalam tanaman mungkin kita bisa
menyamakan dengan pemberian unsur hara makro harus diimbangi pula dengan unsur
hara mikro, karena baik unsur hara makro maupun mikro besar pengaruhnya dalam
menentukan pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman.
Bila kita telaah lebih lanjut, sebenarnya pemberian pupuk yang selama ini dilakukan petani masih kurang memuaskan Tidak jarang petani kita menggunakan pupuk atau nutrisi makro N, P, K, Ca, Mg dan S secara berlebih dan sama sekali tidak menggunakan pupuk mikro.
Bila kita telaah lebih lanjut, sebenarnya pemberian pupuk yang selama ini dilakukan petani masih kurang memuaskan Tidak jarang petani kita menggunakan pupuk atau nutrisi makro N, P, K, Ca, Mg dan S secara berlebih dan sama sekali tidak menggunakan pupuk mikro.
Alhasil bukan produksi yang
meningkat tetapi toksisitas yang terjadi. Produksi yang dihasilkan tanaman
dapat dioptimalkan bukan dengan penggunaan pupuk makro yang berlebih tetapi
dengan menambahkan unsur hara mikro sehingga kita dapat menghemat penggunaan
pupuk makro (NPK) menyeimbangkannya dengan penggunaan pupuk mikro yang hanya
diperlukan dalam jumlah kecil (gram).
Keseimbangan diperlukan untuk
pertumbuhan tanaman. Pertumbuhan tanaman dapat didefinisikan sebagai proses
bertambahnya ukuran dan jumlahsel-sel tanaman yang diikuti adanya pertumbuhan
berat kering tanaman, sedangkan perkembangan tanaman dapat diartikan sebagai
suatu proses menuju tercapainya kedewasaan.
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terbagi menjadi dua fase yaitu fase pertumbuhan vegetatif dan fase pertumbuhan
generatif. Pada fase pertumbuhan vegetatif, perbandingan atau rasio daun
(pucuk) dan akar sangat menentukan perkembangan selanjutnya terutama dalam hal
produksi.
Bila pertumbuhan akar lebih cepat
dari daun (pucuk) maupun sebaliknya akan berpengaruh kurang baik pada
pertumbuhan dan produksi tanaman itu sendiri. Disini jelas dibutuhkan adanya
keseimbangan antara rasio pertumbuhan daun dengan akar. Artinya agar baik
pertumbuhan akar maupun daun sama-sama tumbuh dan berkembang secara normal dan
seimbang tanpa saling mendominasi.
Sudah bukan rahasia lagi petani
dalam menerapkan kegiatan pertanian terutama dalam pemupukan hanya mengandalkan
pupuk konvensional seperti Urea, SP-36, KCl maupun ZA yang semuanya hanya dapat
memenuhi unsur hara salah satu makro seperti N, P, K atau S saja. Sementara itu
unsur lain yang dibutuhkan tanaman tidak itu saja meliankan ada 16 macam unsur
yang terbagi atas unsur hara makro (C,H,O,N,P,K.Ca,Mg dan S) dan unsur mikro (Fe,
Mn, Mo, B, CU,Zn, dan Cl)
Meskipun sekarang banyak beredar pupuk majemuk alternatif yang diproduksi industri pupuk dan beredar di pasaran yaitu campuran dari pupuk tunggal dengan berbagai kompoisisi dan merk dagang berbeda. Bahkan ada pula pupuk yang sudah terkandung semua unsur hara dalam satu kemasan.
“Produksi yang dihasilkan tanaman
dapat dioptimalkan bukan dengan penggunaan pupuk makro yang berlebih tetapi
dengan menambahkan unsur hara mikro sehingga kita dapat menghemat penggunaan
pupuk makro (NPK) menyeimbangkannya dengan penggunaan pupuk mikro yang hanya
diperlukan dalam jumlah kecil (gram)”
Pada kenyataan petani saat ini masih
banyak yang enggan untuk menggunakannya. Hal ini disebabkan kurangnya
pengetahuan petani mengenai jumlah dan jenis unsur hara yang dibutuhkan
tanaman. Sehingga tidaklah mengherankan bila penerapan pemupukan tidak diikuti
dengan peningkatan produksi karena hanya memenuhi beberapa unsur hara makro
saja, sementara unsur mikro yang lain tidak terpenuhi. Padahal meskipun dibutuhkan
dalam jumlah yang lebih sedikit, unsur mikro ini tidak kalah pentingnya dengan
unsur hara makro sebagai komponen struktural sel yang terlibat langsung dalam
metabolisme sel dan aktivitas enzim.
Mikro Nutrisi
Saat ini kita ketahui pupuk mikro
tersusun dari unsur Besi (Fe), Boron (B), Mangan (Mn), Tembaga (Cu), Seng (Zn)
dan Molibdat (Mo), umumnya unsur mikro ini tersedia pada pH tanah antara 5 – 6.
Besi mempunyai peranan dalam menyusun enzim-enzim pada transport elektron,
pembentukan ultrastruktur kloroplas, penyusun enzim-enzim katalase dan
peroksidase, dan sebagainya.
Tembaga, berperanan dalam
fotosintesis karena bagian penyusun enzim kloroplas plastosianin dalam sistem
transpor electron dan penyusun beberapa enzim oksidase. Seng merupakan
penyusun dari enzim penyusun sintesis Triptofan, prekursor (pra zat) dari
IAA, bersama tembaga berperanan dalam penyusunan enzim superoksida
dismutase (enzim pemecah O2). Molibdat, berperanan dalam “carier”
elektron antara tahap teroksidasi dan tereduksi.
Boron (B). Boron, mengendalikan
transpor gula, pembentukan polisakarida, bagian pembentukan dari dinding sel
dan metabolisme senyawa pektat. Mangan berperanan dalam aktifasi beberapa
enzim yang berkaitan dengan sintesis asam lemak dan nukleotida serta memainkan
peranan dalam respirasi serta fotosintesis.
B diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk B2O3- .Fungsi unsur hara boron bagi tanaman adalah berfungsi sebagai transportasi karbohidrat dalam tubuh tanaman. Meningkatkan mutu tanaman perkebunan, sayuran dan buah-buahan. Berperan dalam perbanyakan sel terutama dalam titik tumbuh pucuk, juga dalam pembentukan tepung sari, bunga dan akar. Boron berhubungan erat dengan metabolisme Kalium (K) dan Kalsium (Ca), dan unsur hara B dapat memperbanyak cabang-cabang nodule untuk memberikan banyak bakteri dan mencegah bakteri parasit.
B diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk B2O3- .Fungsi unsur hara boron bagi tanaman adalah berfungsi sebagai transportasi karbohidrat dalam tubuh tanaman. Meningkatkan mutu tanaman perkebunan, sayuran dan buah-buahan. Berperan dalam perbanyakan sel terutama dalam titik tumbuh pucuk, juga dalam pembentukan tepung sari, bunga dan akar. Boron berhubungan erat dengan metabolisme Kalium (K) dan Kalsium (Ca), dan unsur hara B dapat memperbanyak cabang-cabang nodule untuk memberikan banyak bakteri dan mencegah bakteri parasit.
PENDAHULUAN
Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh sifat – sifat kesuburan tanahnya yakni
keseburan fisik, kimiawi, dan biologis. Kesuburan fisik lebih mengutamakan
tentang keadaan fisik tanah yang banyak kaitannya dengan penyediaan air dan
udara tanah, maka kesuburan kimia yang menyangkut masalah – masalah
ketersediaan unsur hara bagi pertumbuhan tanaman.
Tanah pada masa kini sebagai meda tumbuh tanaman didefinisikan sebagai lapisan
permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sabagai tempat tumbuh dan
berkembangnya perakaran penopang tumbuhnya tanaman dan penyuplai kebutuhan air
dan udara, secara kimiawi berfungsi sebagai gudang atau penyuplai hara atau
nutrisi (senyawa organik ataupun anorganik sederhana dan unsur – unsur esensial
seperti N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl, dan lain - lain). Secara
biologis berfungsi sebagai habitat biota yang berpatisipasi aktif dalam
penyediaan hara tersebut dan zat – zat adiktif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi
tanaman.
Dari unsur hara yang diserap oleh tanaman. Unsur B (Boron) dan Fe (Besi)
merupakan unsur yang dibutuhkan tanaman dengan jumlah standar atau kemungkinan
kecil. Namun jika unsur – unsur ini tidak tersedia bagi tanaman itu sendiri
maka akan menimbulkan gejala yang cukup serius, seperti pada bagian daun
tertama pada daun – daun yang masih muda terjadi klorosis di permukaan daun
bagian bawah yang selanjutnya menjalar ke tepi – tepinya dan jaringan daun akan
mati. Dengan mempelajari hal inilah kita mampu mengetahui pangaruh unsur B dan
Fe pada pertumbuhan dan produksi tanaman.
UNSUR B (Boron)
Boron adalah
unsur alami. Di alam banyak ditemukan dikombinasikan dengan oksigen dan
unsur lainnya, unsur-unsur pembentuk yang berbeda senyawa yang disebut borat .
Borat didistribusikan secara luas di alam, terdapat di lautan, batuan sedimen ,
batubara, serpih dan beberapa tanah. Rata-rata konsentrasi boron dalam batuan
bervariasi dari 5 mg / kg pada basal sampai 100 mg / kg pada serpih . Di laut,
konsentrasi boron adalah sekitar 4,5 mg / liter.
Boron dalam tanah terutama sebagai asam borat (H2BO3) dan
kadarnya berkisar antara 7-80 ppm. Boron dalam tanah umumnya berupa ion borat
hidrat B(OH)4-. Boron yang tersedia untuk tanaman hanya sekitar 5%dari kadar
total boron dalam tanah. Boron ditransportasikan dari larutan tanah ke akar
tanaman melalui proses aliran masa dan difusi. Selain itu, boron sering
terdapat dalam bentuk senyawa organik. Boron juga banyak terjerap dalam kisi
mineral lempung melalui proses substitusi isomorfik dengan Al3+ dan atau Si4+.
Mineral dalam tanah yang mengandung boron antara lain turmalin
(H2MgNaAl3(BO)2Si4O2)O20 yang mengandung 3%-4% boron. Mineral tersebut
terbentuk dari batuan asam dan sedimen yang telah mengalami metomorfosis.
Mineral lain yang mengandung boron adalah kernit
(Na2B4O7.4H2O), kolamit (Ca2B6O11.5H2O), uleksit (NaCaB5O9.8H2O) dan aksinat.
Boron diikat kuat oleh mineral tanah, terutama seskuioksida (Al2O3 + Fe2O3).
UNSUR Fe (Besi)
Besi (Fe)
merupakan unsure mikro yang diserap dalam bentuk ion feri (Fe3+) ataupun fero
(Fe2+). Fe dapat diserap dalam bentuk khelat (ikatan logam dengan bahan
organik). Mineral Fe antara lain olivin (Mg, Fe)2SiO, pirit, siderit (FeCO3),
gutit (FeOOH), magnetit (Fe3O4), hematit (Fe2O3) dan ilmenit (FeTiO3) Besi
dapat juga diserap dalam bentuk khelat, sehingga pupuk Fe dibuat dalam bentuk
khelat. Khelat Fe yang biasa digunakan adalah Fe-EDTA, Fe-DTPA dan khelat yang
lain. Fe dalam tanaman sekitar 80% yang terdapat dalam kloroplas atau
sitoplasma. Penyerapan Fe lewat daundianggap lebih cepat dibandingkan dengan
penyerapan lewat akar, terutama pada tanaman yang mengalami defisiensi Fe.
Dengan demikian pemupukan lewat daun sering diduga lebih ekonomis dan efisien.
Fungsi Fe antara lain sebagai penyusun klorofil, protein, enzim, dan berperanan
dalam perkembangan kloroplas. Sitokrom merupakan enzim yang mengandung Fe
porfirin.
Besi memainkan peran penting dalam biologi, membentuk kompleks dengan molekul
oksigen di hemoglobin dan mioglobin , dua senyawa yang umum transportasi
oksigen protein dalam vertebrata. Besi juga merupakan logam yang digunakan pada
situs aktif dari banyak penting redoks enzim yang berhubungan dengan respirasi seluler
dan oksidasi dan reduksi pada tumbuhan dan hewan.
Pengaruh Unsur B (Boron) Terhadap
Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman
Boron memiliki kaitan erat dengan proses pembentukan ,
pembelahan dan diferensiasi , dan pembagian tugas sel. Hal ini terkait dengan
perannya dalam sintetis RNA , bahan dasar pembentukan sel. Boron diangkut dari
akar ke tajuk tanaman melalui pembuluh xylem. Di dalam tanah boron tersedia
dalam jumlah terbatas dan mudah tercuci. Kekurangan boron paling sering
dijumpai pada adenium. Cirinya mirip daun variegeta.
Kekurangan
Daun berwarna lebih gelap dibanding daun normal , tebal ,
dan mengkerut.
Kelebihan
Ujung daun kuning dan mengalami nekrosis
Adapun pengaruhnya antara lain adalah :
·
Diserap akar
dalam bentuk H3BO3
·
Berperanan
dalam pengangkutan gula; permeabilitas membran; komponen dinding sel;
pembentukan serbuk sari; pemanjangan, pembelahan dan diferensiasi sel.
·
Kebanyakan B
diperlukaan pada jaringan ekstraseluler (dinding sel, lignifikasi, diferensiasi
xilem), serupa dengan watak apoplastik dari Ca.
·
Tidak mudah
dipindahkan dalam jaringan tanaman; kekahatan muncul pada titik tumbuh atau
daun muda.
·
Gejala
kekahatan: titik tumbu (tunas atau akar) berhenti; klorosis daun, daun termuda
mati; ruas memendek, terbentuk roset; batang dan tangkai menebal; bunga
berguguran, pembentukan buah dan biji buruk sekali.
·
Kenampakan
karena kahat B: buah apel seperti gabus, patah batang pada seledri
·
Keracunan B
disebabkan kisaran yang sempit antara kekahatan dan keracunan hara, berupa
klorosis atau nekrosis pada ujung dan tepi daun.
Pengaruh Unsur Fe (besi) Terhadap
Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman
Besi diperlukan untuk fungsi enzim banyak dan sebagai katalis untuk sintesis
klorofil. Hal ini penting untuk bagian tumbuh pada tanaman muda. Kekurangan
warna daun pucat daun muda diikuti dengan menguningnya daun dan pembuluh daun.
Dalam kondisi pH tinggi (basa) besi tidak tersedia bagi tanaman. Aplikasi asam
formula besi yang mengandung nutrisi kelat, dinyatakan dalam bentuk larut.
Besi berperan dalam proses pembentukan protein , sebagai katalisator
pembentukan klorofil. Besi berperan sebagai pembawa elektron pada proses
fotosintetis dan respirasi , sekaligus menjadi aktivator beberapa enzim. Unsur
ini tidak mudah bergerak sehigga bila terjadi kekurangan sulit diperbaiki. Fe
paling sering bertentanganatau antagonis dengan unsur mikro lain. Untuk
mengurangi efek itu , maka Fe sering dibungkus dengan Kelat (chelate) seperti
EDTA (Ethylene Diamine Tetra-acetic Acid). EDTA adalah suatu komponen organik
yang bersifat menstabilkan ion metal. Adanya EDTA maka sifat antagonis Fe pada
pH tinggi berkurang jauh. Di pasaran dijumpai dengan merek Fe-EDTA.
Kekurangan
Kekurangan besi ditunjukkan dengan gejala klorosis dan
daun menguning atau nekrosa. Daun muda tampak putih karena kurang klorofil.
Selain itu terjadi karena kerusakan akar. Jika adenium dikeluarkan dari potnya
akan terlihat potongan-potongan akar yang mati.
Kelebihan
Pemberian pupuk dengan kandungan Fe tinggi menyebabkan
nekrosis yang ditandai dengan munculnya bintik-bintik hitam pada daun.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim1.2011.Manfaat Nutrisi Bagi Tanaman.Diakses
pada tanggal 21 November 2011. www.myadenium.com
: Makassar
Anonim2.2011.Kesuburan Tanah.Diakses
pada tanggal 21 November 2011. http://nasih.wordpress.com
: Makassar
Anonim3.2011. Unsur Hara Dalam Tanah (Makro
dan Mikro). Diakses pada tanggal 21 November 2011. http://rioardi.wordpress.com :
Makassar
Anonim4.2011.Besi.Diakses pada tanggal
21 November 2011.wikipedia.com : Makassar
Anonim5.2011.Boron.Diakses pada tanggal
21 November 2011.wikipedia.com : Makassar
Unsur
Hara Mikro Esensial : Mangan (Mn)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Unsur hara esensial yang dibutuhkan tanaman terdiri dari unsur hara makro (N, P, K, Ca, Mg, dan S) dan unsur mikro (Zn, Cu, Mn, Mo, B, Fe, dan Cl). Secara umum semua unsur hara bersumber dari bebatuan induk tanah/mineral-mineral, kecuali unsur N yang berasal dari bahan organik. Mineral dalam bebatuan terlarut, unsur hara terbebas dan tersedia bagi tanaman. Suplai unsur hara dari bahan mineral untuk tanaman secara alami cukup bagi pertumbuhan tanaman secara normal, kecuali pada tanah masam seperti pada Oxisols. Tanah ini memiliki sifat kesuburan rendah terutama tingginya kelarutan unsur-unsur mikro yang dapat menekan pertumbuhan tanaman.
Pertumbuhan, perkembangan dan produksi suatu tanaman ditentukan oleh dua faktor utama yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Salah satu faktor lingkungan yang sangat menentukan lajunya pertumbuhan, perkembangan da produksi suatu tanaman adalah tersedianya unsur-unsur hara yang cukup di dalam tanah. Diantaranya 105 unsur yang ada di atas permukaan bumi, ternyata baru 16 unsur yang mutlak diperlukan oleh suatu tanaman untuk dapat menyelesaikan siklus hidupnya dengan sempurna. Ke 16 unsur tersebut terdiri dari 9 unsur makro dan 7 unsur mikro. 9 unsur makro dan 7 unsur mikro inilah yang disebut sebagai unsur -unsur esensial. ada tiga kriteria yang harus dipenuhi sehingga suatu unsur dapat disebut sebagai unsur esensial: a. Unsur tersebut diperlukan untuk menyelesaikan satu siklus hidup tanaman secara normal. b. Unsur tersebut memegang peran yang penting dalam proses biokhemis tertentu dalam tubuh tanaman dan peranannya tidak dapat digantikan atau disubtitusi secara keseluruhan oleh unsur lain. c. Peranan dari unsur tersebut dalam proses biokimia tanaman adalah secara langsung dan bukan secara tidak langsung.
Tanah merupakan suatu sistem yang kompleks, berperan sebagai sumber kehidupan tanaman yaitu air, udara dan unsur hara. Tembaga (Cu), seng (Zn), besi (Fe) dan mangan (Mn) merupakan beberapa contoh unsur hara mikro yang esensial bagi tanaman karena walaupun diperlukan dalam jumlah relatif sedikit tetapi sangat besar peranannya dalam metabolisme di dalam tanaman (Cottenie, 1983, Harmsen, 1977).
Pemupukan yang tidak diikuti dengan peningkatan produksi karena hanya memenuhi beberapa unsur hara makro saja, sementara unsur mikro yang lain tidak terpenuhi. Padahal meskipun dibutuhkan dalam jumlah yang lebih sedikit, unsur mikro ini tidak kalah pentingnya dengan unsur hara makro sebagai komponen struktural sel yang terlibat langsung dalam metabolisme sel dan aktivitas enzim.
Ketersediaan unsur-unsur esensial didalam tanaman sangat ditentukan oleh pH. N pada pH 5.5 - 8.5, P pada pH 5.5 - 7.5 sedangkan K pada pH 5.5 - 10 sebaliknya unsur mikro relatif tersedia pada pH rendah. Hal ini disebabkan karena pada pH tersebut semua unsur hara esensial baik makro maupun mikro berbeda dalam keadaan yang siap untuk diserap oleh akar tanaman sehingga dapat menjamin pertumbuhan dan produksi tanaman.
1.2. Tujuan penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menginventarisasi /mengumpulkan informasi mengenai unsur hara mikro Mn sehingga makalah ini diharapkan menjadi bahan bacaan yang berguna bagi pembaca. Selain itu diharapkan akan meningkatkan perhatian para peneliti terhadap pentingnya ketersediaan unsur hara mikro khususnya Mangan (Mn).
1.3. Identifikasi Masalah
Dalam makalah ini dibahas segala informasi mengenai unsur Mn yang merupakan salah satu unsur mikro esensial bagi tanaman. Mulai dari ketersediaannya dalam tanah, mekanisme penyerapannya, faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaannya, sumber-sumber Mn, gejala kekurangan, fungsi Mn serta dampak dari kelebihan unsur Mn.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Ketersediaan Unsur Hara Mn di dalam Tanah dan Tanaman serta Faktor Yang Mempengaruhinya
Tingkat ketersediaan unsur hara mikro bagi tanaman sangat tergantung pada pH tanah, proses oksidasi reduksi, adanya unsur yang berlebihan dan bahan organik tanah.
Reaksi unsur hara mikro di dalam tanah pada setiap jenis tanah berbeda-beda. Pada tanah yang ber-pH rendah atau bersifat masam, beberapa unsur mikro lebih banyak tersedia terutama dalam bentuk kation diantaranya Fe, Mn, Zn dan Cu. Bila pH tanah naik maka bentuk ion dari kation tersebut berubah menjadi hidroksida/oksida yang tidak tersedia bagi tanaman. Hal yang perlu diperhatikan dalam hubungannya dengan tanaman adalah bahwa setiap jenis tanaman berbeda-beda kebutuhannya akan unsur mikro sehingga kelebihan sedikit saja akan bersifat racun bagi tanaman.
Pada umumnya proses oksidasi terjadi bila didukung oleh pH yang tinggi sedangkan pada pH yang rendah/masam akan terjadi reduksi. Mn, Fe, dan Cu dalam kondisi teroksidasi umumnya kurang larut pada pH yang biasa dijumpai dalam tanah dibandingkan keadaan tereduksi pada tanah-tanah yang sangat masam (reduktif).
Mangan paling banyak diserap dalam bentuk ion mangan. Keberadaan unsur mangan biasanya bersama-sama dengan unsur besi dan unsur besi biasanya terdapat di air tanah. Air tanah umumnya mempunyai konsentrasi karbon dioksida yang tinggi hasil penguraian kembali zat-zat organik dalam tanah oleh aktivitas mikroorganisme, serta mempunyai konsentrasi oksigen terlarut yang relatif rendah, menyebabkan kondisi anaerobik. Kondisi ini menyebabkan konsentrasi besi dan mangan bentuk mineral tidak larut (Fe3+ dan Mn4+) tereduksi menjadi besi dan mangan yang larut dalam bentuk ion bervalensi dua (Fe2+ dan Mn2+).
Meskipun besi dan mangan pada umumnya terdapat dalam bentuk terlarut bersenyawa dengan bikarbonat dan sulfat, juga ditemukan kedua unsur tersebut bersenyawa dengan hidroden sulfida (H2S).
Selain itu besi dan mangan ditemukan pula pada air tanah yang mengandung asam yang berasal dari humus yang mengalami penguraian dan dari tanaman atau tumbuhan yang bereaksi dengan unsur besi untuk membentuk ikatan kompleks organik. konsentrasi mangan pada umumnya kurang dan 1,0 mg/l.
Pada air permukaan yang belum diolah ditemukan konsentrasi mangan rata-rata lebih dari 1 mg/l, walaupun demikian dalam keadaan tertentu unsur mangan dapat timbul dalam konsentrasi besar pada suatu reservoir/tandon atau sungai pada kedalaman dan saat tertentu. Hal ini terjadi akibat adanya aktivitas mikroorganisme dalam menguraikan dan mereduksi bahan organik dan mangan (IV) menjadi mangan (II) pada kondisi hypolimnion (kondisi adanya cahaya matahari).
Mangan terdapat dalam bentuk kompleks dengan bikarbonat, mineral dan organik. Unsur mangan pada air permukaan berupa ion bervalensi empat dalam bentuk organik kompleks.
Ketersediaan dalam tanah dan kebutuhan normal tanaman akan unsur mikro
Unsur Hara Ketersediaan dalam tanah (ppm) Kebutuhan Normal Tanaman (ppm)
Boron
Tembaga
Besi
Mangan
Molibdenium
Seng (B)
(Cu)
(Fe)
(Mn)
(Mo)
(Zn) 0.1 - 5
0.1 - 4
2.0 - 150
1.0 - 100
0.05 - 0.5
1.0 - 20 6 - 18 (monokotil)
20 - 60 (dikotil)
5 - 20
50 - 250
20 - 500
0.2 - 1.0
25 - 125
2.2. Serapan Mn oleh Tanaman
Mangan diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Mn++ dan Seperti hara mikro lainnya, Mn dianggap dapat diserap dalam bentuk kompleks khelat. Mn dalam tanaman tidak dapat bergerak atau beralih tempat dari organ yang satu ke organ lain yang membutuhkan.
2.3. Peranan Unsur hara Mangan (Mn)
Mangan merupakan unsur mikro yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Mangan sangat berperan dalam sintesa klorofil selain itu berperan sebagai koenzim, sebagai aktivator beberapa enzim respirasi, dalam reaksi metabolisme nitrogen dan fotosintesis. Mangan juga diperlukan untuk mengaktifkan nitrat reduktase sehingga tunbuhan yang mengalami kekurangan mangan memerlukan sumber N dalam bentuk NH4+. Peranan mangan dalam fotosintesis berkaitan dengan pelepasan elektron dari air dalam pemecahannyamenjadi hidrogen dan oksigen.
Fungsi unsur hara Mangan (Mn) bagi tanaman ialah:
a. Diperlukan oleh tanaman untuk pembentukan protein dan vitamin terutama vitamin C
b. Berperan penting dalam mempertahankan kondisi hijau daun pada daun yang tua
c. Berperan sebagai enzim feroksidase dan sebagai aktifator macam-macam enzim
d. Berperan sebagai komponen penting untuk lancarnya proses asimilasi
Mn diperlukan dalam kultur kotiledon selada untuk memacu pertumbuhan jumlah pucuk yang dihasilkan. Mn dalam level yang tinggi dapat mengsubstitusikan Mo dalam kultur akar tomat. Mn dapat menggantikan fungsi Mg dalam beberapa sistem enzym tertentu seperti yang dibuktikan oleh Hewith pada tahun 1948.
2.4. Gejala Kekurangan/Defisiensi Unsur Hara Mn
Defisiensi unsur hara, atau kata lain kekurangan unsur hara. bisa menyebabkan pertumbuhan tanaman yg tidak normal dapat disebabkan oleh adanya defisiensi satu atau lebih unsur hara, gangguan dapat berupa gejala visual yang spesifik.
Mn merupakan penyusun ribosom dan juga mengaktifkan polimerase, sintesis protein, karbohidrat. Berperan sebagai activator bagi sejumlah enzim utama dalam siklus krebs, dibutuhkan untuk fungsi fotosintetik yang normal dalam kloroplas, ada indikasi dibutuhkan dalam sintesis klorofil. Defisiensi unsure Mn antara lain : pada tanaman berdaun lebar, interveinal chlorosis pada daun muda mirip kekahatan Fe tapi lebih banyak menyebar sampai ke daun yang lebih tua, pada serealia bercak-bercak warna keabu-abuan sampai kecoklatan dan garis-garis pada bagian tengah dan pangkal daun muda, split seed pada tanaman lupin.
Identifikasi Gejala defisiensi mangan bersifat relatif, seringkali defisiensi satu unsur hara bersamaan dengan kelebihan unsur hara lainnya. Di lapangan tidak mudah membedakan gejala-gejala defisiensi. Tidak jarang gangguan hama dan penyakit menyerupai gejala defisiensi unsur hara mikro. Gejala dapat terjadi karena berbagai macam sebab.
Gejala dari defisiensi mangan memperlihatkan bintik nekrotik pada daun. Mobilitas dari mangan adalah kompleks dan tergantung pada spesies dan umur tumbuhan sehingga awal gejalanya dapat terlihat pada daun muda atau daun yang lebih tua.. Kekurangan mangan ditandai dengan menguningnya bagian daun diantara tulang-tulang daun. Sedangkan tulang daun itu sendiir tetap berwarna
hijau. Bagian yang menguning tersebut akan mati dan meninggalkan
lubang-lubang berbentuk memanjang. Kekurangan Mn sering terjadi sebagai
akibat pemupukan Fe berlebihan sehingga menyebabkan Mn menjadi tidak
tersedia.
Gambar 1. Gejala Kekuranga Unsur Mn
Pada tanaman melon, Gejala yang dapat terlihat adalah ditandai dengan adanya bintik-bintik klorosis pada permukaan daun lebih tua yang menghadap tangkai.
2.5. Sumber dan Jenis Pupuk Yang Mengandung Mn
Mangan terdapat dalam tanah berbentuk senyawa oksida, karbonat dan silikat dengan nama pyrolusit (MnO2), manganit (MnO(OH)), rhodochrosit (MnCO3) dan rhodoinit (MnSiO3). Mn umumnya terdapat dalam batuan primer, terutama dalam bahan ferro magnesium. Mn dilepaskan dari batuan karena proses pelapukan batuan. Hasil pelapukan batuan adalah mineral sekunder terutama pyrolusit (MnO2) dan manganit (MnO(OH)). Kadar Mn dalam tanah berkisar antara 20 sampai 3000 ppm. Bentuk Mn dapat berupa kation Mn++ atau mangan oksida, baik bervalensi dua maupun valensi empat. Penggenangan dan pengeringan yang berarti reduksi dan oksidasi pada tanah berpengaruh terhadap valensi Mn.
Sumber-sumber Mangan adalah:
a. Batuan mineral Pyroluste Mn O2
b. Batuan mineral Rhodonite Mn SiO3
c. Batuan mineral Rhodochrosit Mn CO3
d. Sisa-sisa tanaman dan lain-lain bahan organis
Pemupukan Mn dapat dilakukan melalui daun dan tanah. Jika melalui daun (Foliar application) dilakukan dengan menyemprot larutan pupuk ke permukaan bawah daun, namun dalam aplikasi melalui daun ada beberapa faktor yang harus diperhatikan yaitu : konsentrasi Mn dalam larutan bahan, lamanya kontak dengan daun dan temperatur. Jika melalui tanah, dengan memberikan Mn dalam bentuk MnO2. biasanya pemupukan Mn pada tanah sebanyak 5-40 kgMn/ha.
Jenis pupuk Daun yang mengandung unsur hara mikro (Mn) yaitu pupuk daun. Jenis-jenis pupuk tersebut antara lain :
1. Pupuk Organik (di pasaran)
- hi grow protect, Pupuk Lengkap Cair yang mengandung unsur hara essensial baik unsur hara makro (N,P, K, Ca, Mg, S) maupun Mikro (Zn, Fe, Mn, Cu, B, Mo, Cl) yang wajib dibutuhkan oleh tanaman apapun. BioIntra, MultiTonik, Bayfolan, dll
- Pupuk Super Bionik, merupakan pupuk organik cair alami berkualitas tinggi dengan hasil ekstrasi berbagai limbah organik (limbah ternak, limbah tanaman dan limbah alam lainnya) yang diproses berdasar teknologi berwawasan lingkungan (bioteknologi). Super Bionik adalah terobosan teknologi unggulan yg ramah lingkungan untuk meningkatkan dan mempertahankan produktivitas. Mengandng hara makro maupun mikro makro (N, P, K, CA, Mg, S, B, Fe, Cu, Cl, Mn, Zn, dan Mo) dalam bentuk tersedia (dpt diserap tanaman) dalam komposisi yamg optimal untuk memcu pertumbuhan vegetatif maupun generatif. Sehingga aplikasi interval waktu relatif pendek dan kontinyu dapat mengurangi pemakaian pupk anorgonaik hingga 50% atau lebih.
- Pupuk Majemuk Lengkap Tablet (Pmlt), merupakan pupuk majemuk yang mengandung hara makro (N,P2O5, K2O, MgO, CaO, S) dan mikro (Fe, Mn, B, Cu dan Zn) berbentuk tablet dengan formula spesifik lokasi atas dasar kesuburan tanah dan kebutuhan tanaman. Selain mengandung hara lengkap, PMLT-Suburin bersifat lepas hara lambat dengan durasi kurang lebih 12 bulan.
- dll
2. Pupuk AnOrganik, contohnya : Gandasil B dan D, dll.
2.6. Unsur Mangan dengan Konsentrasi Tinggi
Dalam kondisi aerob mangan dalam perairan terdapat dalam bentuk MnO2 dan pada dasar perairan tereduksi menjadi Mn2+ atau dalam air yang kekurangan oksigen (DO rendah). Oleh karena itu pemakaian air berasal dari dasar suatu sumber air, sering ditemukan mangan dalam konsentrasi tinggi.
Pada pH agak tinggi dan kondisi aerob terbentuk mangan yang tidak larut seperti, MnO2, Mn3O4, atau MnCO3 meskipun oksidasi dari Mn2+ itu berjalan relative lambat. Secara visual dalam air yang banyak mengandung mangan berwarna kehitam – hitaman.
Jika konsentrasi besi dan mangan di dalam air relatif besar, akan memberikan dampak sebagai berikut :
Menimbulkan penyumbatan pada pipa disebabkan secara langsung oleh deposit (tubercule) yang disebabkan oleh endapan besi :
1. Secara tidak langsung, disebabkan oleh kumpulan bakteri besi yang hidup di dalam pipa, karena air yang mengandung besi, disukai oleh bakteri besi.
2. Selain itu kumpulan bakteri ini dapat meninggikan gaya gesek (losses) yang juga berakibat meningkatnya kebutuhan energi. Selain itu pula apabila bakteri tersebut mengalami degradasi dapat menyebabkan bau dan rasa tidak enak pada air.
3. Besi dan mangan sendiri dalam konsentrasi yang lebih besar dan beberapa mg/L, akan memberikan suatu rasa pada air yang menggambarkan rasa logam, atau rasa obat.
Meninggalkan noda pada bak-bak kamar mandi dan peralatan lainnya (noda kecoklatan disebabkan oleh besi dan kehitaman oleh mangan). Pada ion exchanger endapan besi dan mangan yang terbentuk, seringkali mengakibatkan penyumbatan atau menyelubungi media pertukaran ion (resin), yang mengakibatkan hilangnya kapasitas pertukaran ion. Menyebabkan keluhan pada konsumen (seperti kasus “red water”) bila endapan besi dan mangan yang terakumulasi di dalam pipa, tersuspensi kembali disebabkan oleh adanya kenaikan debit atau kenaikan tekanan di dalam pipa/system distribusi, sehingga akan terbawa ke konsumen.
Ada beberapa prinsip proses penghilangan besi dan mangan yaitu : pertukaran ion (ion exchange), proses secara biologis, tetapi yang umum digunakan pada sistem penyediaan air adalah proses oksidasi secara kimiawi, yaitu menaikkan tingkat oksidasi oleh suatu oksidator dengan tujuan merubah bentuk besi dan mangan terlarut menjadi bentuk besi dan mangan tidak larut (endapan). Proses ini dilanjutkan dengan pemisahan endapan/suspensi/dispersi yang terbentuk menggunakan proses sedimentasi dan atau filtrasi. Untuk meningkatkan efisiensi pemisahan endapan ini, bila perlu menggunakan proses koagulasi-flokulasi dilanjutkan dengan sedimentasi dan filtrasi.
Besi dan mangan dapat diendapkan sebagai senyawa dengan karbonat pada air yang mengandung karbonat (alkalinitas), dengan penambahan kapur atau soda. Pengendapan ini berlangsung pada kondisi anaerobik. Kelarutan Fe (II) dan Mn(II) ditentukan oleh konsentrasi total karbonik. Pada kondisi tersebut, Fe (II) dan Mn (II) karbonat dapat diharapkan mengendap seluruhnya pada pH > 8 dan 8,5. Pengendapan Fe (II) hidroksida dan Mn (II) hidroksida pada pH ± 11. Campuran dua macam endapan tersebut, terbentuk dalam proses Kapur – Soda. Besi dan mangan akan lebih baik bila diendapkan dengan jalan oksidasi oleh oksidator seperti O2 ; O3 ; Klor/senyawa klor ; KMnO4, karena kelarutan dari bentuk Fe (III) trihidroksida dan Mn (IV) dioksida adalah lebih rendah dibandingkan dengan senyawa Fe (II) dan Mn (II) karbonat. Kecepatan oksidasi Fe (II) oleh oksigen sangat rendah dalam kondisi nilai pH rendah. Dalam hal ini pH perlu dinaikkan dengan mengurangi konsentrasi CO2 atau dengan penambahan alkali (kapur).
Kecepatan oksidasi Mn (II) relatif lambat pada pH < 9, pengaruh katalisator dari endapan Mn (IV) sangat diperlukan. Morgan menunjukkan bahwa efek utama dari MnO2 mengadsorpsi Mn (II), dengan cara demikian memberikan pengaruh dalam penghilangan mangan selama proses filtrasi. Kemudian Mn (IV) yang mengadsorpsi, melanjutkan oksidasinya secara perlahan-lahan.
Keberadaan asam humus akan memperlambat oksidasi besi. Penyerapan atas Fe (II) dan Mn (II) dilaporkan memegang peranan dalam penghilangan besi dan mangan dari air. Endapan Fe (III) hidroksida dan Mn (IV) dioksida, keduanya mempunyai kapasitas adsorpsi (penyerapan) yang tinggi. Penambahan MgO pada air yang mempunyai pH rendah dapat menaikan kecepatan oksidasi Fe (II) tanpa menaikan pH yang berarti bagi air yang dihasilkan (air hasil olahan).
Pembentukan besi (III) dan mangan (IV) dipengaruhi oleh pH, pada pH antara 6,9 – 7,2. Reaksi pembentukan Fe (III) dapat terjadi dengan cepat, sedangkan reaksi pembentukan Mn (IV) akan lambat bila pH dibawah 9,5. Penggunaan klor sebagai oksidator biasanya untuk mengolah air dengan kandungan besi (II) dan mangan (II) kurang dari 2 mg/l. Pembentukan Fe (III) dan Mn (IV) tergantung pada pH. Pada pH 7,5 klor berbentuk 50 % asam hipoklorit (HOCI) dan 50 % ion hipoklorit (OCI)-. Reaksi oksidasi pada besi (II) lebih cepat dibanding dengan Mangan (II), batas pH untuk pembentukan mangan (IV) adalah 5 – 7 . Pada reaksi terhadap oksidator KMnO4 maka akan terjadi reaksi sebagai berikut : Mn2+ + 2ClO2 + 2H2O ———–> MnO2 + 2O2 + 2Cl− + 4H+
BAB III
KESIMPULAN
Selain unsur hara makro (N, P, K) unsur lain yang dibutuhkan tanaman tidak itu saja meliankan ada 16 macam unsur yang terbagi atas unsur hara makro (C,H,O,N,P,K.Ca,Mg dan S) dan unsur mikro (Fe, Mn, Mo, B, CU,Zn, dan Cl).
Bila penerapan pemupukan yang tidak diikuti dengan peningkatan produksi karena hanya memenuhi beberapa unsur hara makro saja, sementara unsur mikro yang lain tidak terpenuhi. Padahal meskipun dibutuhkan dalam jumlah yang lebih sedikit, unsur mikro ini tidak kalah pentingnya dengan unsur hara makro sebagai komponen struktural sel yang terlibat langsung dalam metabolisme sel dan aktivitas enzim.
Unsur Mangan merupakan unsur mikro yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Mangan sangat berperan dalam sintesa klorofil selain itu berperan sebagai koenzim.
Mangan berperan serta sebagai aktivator beberapa enzim respirasi, dalam reaksi metabolisme nitrogen dan fotosintesis. Mangan juga diperlukan untuk mengaktifkan nitrat reduktase sehingga tunbuhan yang mengalami kekurangan mangan memerlukan sumber N dalam bentuk NH4+. Peranan mangan dalam fotosintesis berkaitan dengan pelepasan elektron dari air dalam pemecahannyamenjadi hidrogen dan oksigen.
Sumber Mangan diantaranya ada yang berasal dari pelapukan batuan, melalui pemupukan, dan pelapukan bahan organik.
DAFTAR PUSTAKA
Cottenie, A., 1983. Trace Elements In Agriculture and In The Environment. Laboratory of Analytical and Agrochemistry, Faculty of Agriculture, State University of Ghent, Belgium.
Harmsen, K., 1977. Behavior of Heavy Metals in Soils. Agricultural research reports. Centre for Agricultural Publishing and Documentation, Wageningen.
Judi Ginta. 2005. Unsur Hara Mikro Yang Dibutuhkan Tanaman . Diadses pada web www.nasih.staff.ugm.ac.id/pnt3404/4%209417.doc. (Diakses pada tgl. 18 November 2008).
Karomatul. 2008. Fisiologi Tumbuhan. Diakses pada web www.multiply.com (pada tgl. 18 November 2008).
Lahudin. 2007. Aspek Unsur Hara Mikro Dalam Kesuburan Tanah. Universitas Sumatera Utara. Medan.
NN. 2008. Besi (Fe) dan Mangan (Mn) dalam Eustaria. Diakses pada web http://www.idwordspace/tag/wawasan (pada tgl. 18 November 2008).
NN. 1986. Mengenali gejala Keracunan Mn dan Defisiensi Mg pada tanaman Melon di tanah asam. Sumber Horticulture Science 21.
NN. Senyawa mikro dan kultur jaringan. Diakses pada web http://e-learning.unram.ac.id (pada tgl. 18 November 2008).
Suyono, D. Aisyah. 2008. Pupuk dan Pemupukan. Unpad Press : Bandung.
Yudhi. 2007. Jangan Sepelekan Unsur Hara Mikro pada Tanaman Anda. Diakses pada web http://pusri.wordpress.com/2007/10/01/gejala-kekurangan-unsur-hara-bagi-tanaman (pada tgl. 18 November 2008).
Seng atau Zinc (Zn) adalah hara utama penting yang dibutuhkan tanaman untuk
beberapa proses biokimia dalam tanaman padi, termasuk produksi klorofil dan
integritas membran. Oleh karenanya kahat Zn mempengaruhi warna dan turgor
tanaman. Zn hanya sedikit mobil dalam tanaman dan sangat mobil di dalam tanah.PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Unsur hara esensial yang dibutuhkan tanaman terdiri dari unsur hara makro (N, P, K, Ca, Mg, dan S) dan unsur mikro (Zn, Cu, Mn, Mo, B, Fe, dan Cl). Secara umum semua unsur hara bersumber dari bebatuan induk tanah/mineral-mineral, kecuali unsur N yang berasal dari bahan organik. Mineral dalam bebatuan terlarut, unsur hara terbebas dan tersedia bagi tanaman. Suplai unsur hara dari bahan mineral untuk tanaman secara alami cukup bagi pertumbuhan tanaman secara normal, kecuali pada tanah masam seperti pada Oxisols. Tanah ini memiliki sifat kesuburan rendah terutama tingginya kelarutan unsur-unsur mikro yang dapat menekan pertumbuhan tanaman.
Pertumbuhan, perkembangan dan produksi suatu tanaman ditentukan oleh dua faktor utama yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Salah satu faktor lingkungan yang sangat menentukan lajunya pertumbuhan, perkembangan da produksi suatu tanaman adalah tersedianya unsur-unsur hara yang cukup di dalam tanah. Diantaranya 105 unsur yang ada di atas permukaan bumi, ternyata baru 16 unsur yang mutlak diperlukan oleh suatu tanaman untuk dapat menyelesaikan siklus hidupnya dengan sempurna. Ke 16 unsur tersebut terdiri dari 9 unsur makro dan 7 unsur mikro. 9 unsur makro dan 7 unsur mikro inilah yang disebut sebagai unsur -unsur esensial. ada tiga kriteria yang harus dipenuhi sehingga suatu unsur dapat disebut sebagai unsur esensial: a. Unsur tersebut diperlukan untuk menyelesaikan satu siklus hidup tanaman secara normal. b. Unsur tersebut memegang peran yang penting dalam proses biokhemis tertentu dalam tubuh tanaman dan peranannya tidak dapat digantikan atau disubtitusi secara keseluruhan oleh unsur lain. c. Peranan dari unsur tersebut dalam proses biokimia tanaman adalah secara langsung dan bukan secara tidak langsung.
Tanah merupakan suatu sistem yang kompleks, berperan sebagai sumber kehidupan tanaman yaitu air, udara dan unsur hara. Tembaga (Cu), seng (Zn), besi (Fe) dan mangan (Mn) merupakan beberapa contoh unsur hara mikro yang esensial bagi tanaman karena walaupun diperlukan dalam jumlah relatif sedikit tetapi sangat besar peranannya dalam metabolisme di dalam tanaman (Cottenie, 1983, Harmsen, 1977).
Pemupukan yang tidak diikuti dengan peningkatan produksi karena hanya memenuhi beberapa unsur hara makro saja, sementara unsur mikro yang lain tidak terpenuhi. Padahal meskipun dibutuhkan dalam jumlah yang lebih sedikit, unsur mikro ini tidak kalah pentingnya dengan unsur hara makro sebagai komponen struktural sel yang terlibat langsung dalam metabolisme sel dan aktivitas enzim.
Ketersediaan unsur-unsur esensial didalam tanaman sangat ditentukan oleh pH. N pada pH 5.5 - 8.5, P pada pH 5.5 - 7.5 sedangkan K pada pH 5.5 - 10 sebaliknya unsur mikro relatif tersedia pada pH rendah. Hal ini disebabkan karena pada pH tersebut semua unsur hara esensial baik makro maupun mikro berbeda dalam keadaan yang siap untuk diserap oleh akar tanaman sehingga dapat menjamin pertumbuhan dan produksi tanaman.
1.2. Tujuan penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menginventarisasi /mengumpulkan informasi mengenai unsur hara mikro Mn sehingga makalah ini diharapkan menjadi bahan bacaan yang berguna bagi pembaca. Selain itu diharapkan akan meningkatkan perhatian para peneliti terhadap pentingnya ketersediaan unsur hara mikro khususnya Mangan (Mn).
1.3. Identifikasi Masalah
Dalam makalah ini dibahas segala informasi mengenai unsur Mn yang merupakan salah satu unsur mikro esensial bagi tanaman. Mulai dari ketersediaannya dalam tanah, mekanisme penyerapannya, faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaannya, sumber-sumber Mn, gejala kekurangan, fungsi Mn serta dampak dari kelebihan unsur Mn.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Ketersediaan Unsur Hara Mn di dalam Tanah dan Tanaman serta Faktor Yang Mempengaruhinya
Tingkat ketersediaan unsur hara mikro bagi tanaman sangat tergantung pada pH tanah, proses oksidasi reduksi, adanya unsur yang berlebihan dan bahan organik tanah.
Reaksi unsur hara mikro di dalam tanah pada setiap jenis tanah berbeda-beda. Pada tanah yang ber-pH rendah atau bersifat masam, beberapa unsur mikro lebih banyak tersedia terutama dalam bentuk kation diantaranya Fe, Mn, Zn dan Cu. Bila pH tanah naik maka bentuk ion dari kation tersebut berubah menjadi hidroksida/oksida yang tidak tersedia bagi tanaman. Hal yang perlu diperhatikan dalam hubungannya dengan tanaman adalah bahwa setiap jenis tanaman berbeda-beda kebutuhannya akan unsur mikro sehingga kelebihan sedikit saja akan bersifat racun bagi tanaman.
Pada umumnya proses oksidasi terjadi bila didukung oleh pH yang tinggi sedangkan pada pH yang rendah/masam akan terjadi reduksi. Mn, Fe, dan Cu dalam kondisi teroksidasi umumnya kurang larut pada pH yang biasa dijumpai dalam tanah dibandingkan keadaan tereduksi pada tanah-tanah yang sangat masam (reduktif).
Mangan paling banyak diserap dalam bentuk ion mangan. Keberadaan unsur mangan biasanya bersama-sama dengan unsur besi dan unsur besi biasanya terdapat di air tanah. Air tanah umumnya mempunyai konsentrasi karbon dioksida yang tinggi hasil penguraian kembali zat-zat organik dalam tanah oleh aktivitas mikroorganisme, serta mempunyai konsentrasi oksigen terlarut yang relatif rendah, menyebabkan kondisi anaerobik. Kondisi ini menyebabkan konsentrasi besi dan mangan bentuk mineral tidak larut (Fe3+ dan Mn4+) tereduksi menjadi besi dan mangan yang larut dalam bentuk ion bervalensi dua (Fe2+ dan Mn2+).
Meskipun besi dan mangan pada umumnya terdapat dalam bentuk terlarut bersenyawa dengan bikarbonat dan sulfat, juga ditemukan kedua unsur tersebut bersenyawa dengan hidroden sulfida (H2S).
Selain itu besi dan mangan ditemukan pula pada air tanah yang mengandung asam yang berasal dari humus yang mengalami penguraian dan dari tanaman atau tumbuhan yang bereaksi dengan unsur besi untuk membentuk ikatan kompleks organik. konsentrasi mangan pada umumnya kurang dan 1,0 mg/l.
Pada air permukaan yang belum diolah ditemukan konsentrasi mangan rata-rata lebih dari 1 mg/l, walaupun demikian dalam keadaan tertentu unsur mangan dapat timbul dalam konsentrasi besar pada suatu reservoir/tandon atau sungai pada kedalaman dan saat tertentu. Hal ini terjadi akibat adanya aktivitas mikroorganisme dalam menguraikan dan mereduksi bahan organik dan mangan (IV) menjadi mangan (II) pada kondisi hypolimnion (kondisi adanya cahaya matahari).
Mangan terdapat dalam bentuk kompleks dengan bikarbonat, mineral dan organik. Unsur mangan pada air permukaan berupa ion bervalensi empat dalam bentuk organik kompleks.
Ketersediaan dalam tanah dan kebutuhan normal tanaman akan unsur mikro
Unsur Hara Ketersediaan dalam tanah (ppm) Kebutuhan Normal Tanaman (ppm)
Boron
Tembaga
Besi
Mangan
Molibdenium
Seng (B)
(Cu)
(Fe)
(Mn)
(Mo)
(Zn) 0.1 - 5
0.1 - 4
2.0 - 150
1.0 - 100
0.05 - 0.5
1.0 - 20 6 - 18 (monokotil)
20 - 60 (dikotil)
5 - 20
50 - 250
20 - 500
0.2 - 1.0
25 - 125
2.2. Serapan Mn oleh Tanaman
Mangan diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Mn++ dan Seperti hara mikro lainnya, Mn dianggap dapat diserap dalam bentuk kompleks khelat. Mn dalam tanaman tidak dapat bergerak atau beralih tempat dari organ yang satu ke organ lain yang membutuhkan.
2.3. Peranan Unsur hara Mangan (Mn)
Mangan merupakan unsur mikro yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Mangan sangat berperan dalam sintesa klorofil selain itu berperan sebagai koenzim, sebagai aktivator beberapa enzim respirasi, dalam reaksi metabolisme nitrogen dan fotosintesis. Mangan juga diperlukan untuk mengaktifkan nitrat reduktase sehingga tunbuhan yang mengalami kekurangan mangan memerlukan sumber N dalam bentuk NH4+. Peranan mangan dalam fotosintesis berkaitan dengan pelepasan elektron dari air dalam pemecahannyamenjadi hidrogen dan oksigen.
Fungsi unsur hara Mangan (Mn) bagi tanaman ialah:
a. Diperlukan oleh tanaman untuk pembentukan protein dan vitamin terutama vitamin C
b. Berperan penting dalam mempertahankan kondisi hijau daun pada daun yang tua
c. Berperan sebagai enzim feroksidase dan sebagai aktifator macam-macam enzim
d. Berperan sebagai komponen penting untuk lancarnya proses asimilasi
Mn diperlukan dalam kultur kotiledon selada untuk memacu pertumbuhan jumlah pucuk yang dihasilkan. Mn dalam level yang tinggi dapat mengsubstitusikan Mo dalam kultur akar tomat. Mn dapat menggantikan fungsi Mg dalam beberapa sistem enzym tertentu seperti yang dibuktikan oleh Hewith pada tahun 1948.
2.4. Gejala Kekurangan/Defisiensi Unsur Hara Mn
Defisiensi unsur hara, atau kata lain kekurangan unsur hara. bisa menyebabkan pertumbuhan tanaman yg tidak normal dapat disebabkan oleh adanya defisiensi satu atau lebih unsur hara, gangguan dapat berupa gejala visual yang spesifik.
Mn merupakan penyusun ribosom dan juga mengaktifkan polimerase, sintesis protein, karbohidrat. Berperan sebagai activator bagi sejumlah enzim utama dalam siklus krebs, dibutuhkan untuk fungsi fotosintetik yang normal dalam kloroplas, ada indikasi dibutuhkan dalam sintesis klorofil. Defisiensi unsure Mn antara lain : pada tanaman berdaun lebar, interveinal chlorosis pada daun muda mirip kekahatan Fe tapi lebih banyak menyebar sampai ke daun yang lebih tua, pada serealia bercak-bercak warna keabu-abuan sampai kecoklatan dan garis-garis pada bagian tengah dan pangkal daun muda, split seed pada tanaman lupin.
Identifikasi Gejala defisiensi mangan bersifat relatif, seringkali defisiensi satu unsur hara bersamaan dengan kelebihan unsur hara lainnya. Di lapangan tidak mudah membedakan gejala-gejala defisiensi. Tidak jarang gangguan hama dan penyakit menyerupai gejala defisiensi unsur hara mikro. Gejala dapat terjadi karena berbagai macam sebab.
Gejala dari defisiensi mangan memperlihatkan bintik nekrotik pada daun. Mobilitas dari mangan adalah kompleks dan tergantung pada spesies dan umur tumbuhan sehingga awal gejalanya dapat terlihat pada daun muda atau daun yang lebih tua.. Kekurangan mangan ditandai dengan menguningnya bagian daun diantara tulang-tulang daun. Sedangkan tulang daun itu sendiir tetap berwarna
hijau. Bagian yang menguning tersebut akan mati dan meninggalkan
lubang-lubang berbentuk memanjang. Kekurangan Mn sering terjadi sebagai
akibat pemupukan Fe berlebihan sehingga menyebabkan Mn menjadi tidak
tersedia.
Gambar 1. Gejala Kekuranga Unsur Mn
Pada tanaman melon, Gejala yang dapat terlihat adalah ditandai dengan adanya bintik-bintik klorosis pada permukaan daun lebih tua yang menghadap tangkai.
2.5. Sumber dan Jenis Pupuk Yang Mengandung Mn
Mangan terdapat dalam tanah berbentuk senyawa oksida, karbonat dan silikat dengan nama pyrolusit (MnO2), manganit (MnO(OH)), rhodochrosit (MnCO3) dan rhodoinit (MnSiO3). Mn umumnya terdapat dalam batuan primer, terutama dalam bahan ferro magnesium. Mn dilepaskan dari batuan karena proses pelapukan batuan. Hasil pelapukan batuan adalah mineral sekunder terutama pyrolusit (MnO2) dan manganit (MnO(OH)). Kadar Mn dalam tanah berkisar antara 20 sampai 3000 ppm. Bentuk Mn dapat berupa kation Mn++ atau mangan oksida, baik bervalensi dua maupun valensi empat. Penggenangan dan pengeringan yang berarti reduksi dan oksidasi pada tanah berpengaruh terhadap valensi Mn.
Sumber-sumber Mangan adalah:
a. Batuan mineral Pyroluste Mn O2
b. Batuan mineral Rhodonite Mn SiO3
c. Batuan mineral Rhodochrosit Mn CO3
d. Sisa-sisa tanaman dan lain-lain bahan organis
Pemupukan Mn dapat dilakukan melalui daun dan tanah. Jika melalui daun (Foliar application) dilakukan dengan menyemprot larutan pupuk ke permukaan bawah daun, namun dalam aplikasi melalui daun ada beberapa faktor yang harus diperhatikan yaitu : konsentrasi Mn dalam larutan bahan, lamanya kontak dengan daun dan temperatur. Jika melalui tanah, dengan memberikan Mn dalam bentuk MnO2. biasanya pemupukan Mn pada tanah sebanyak 5-40 kgMn/ha.
Jenis pupuk Daun yang mengandung unsur hara mikro (Mn) yaitu pupuk daun. Jenis-jenis pupuk tersebut antara lain :
1. Pupuk Organik (di pasaran)
- hi grow protect, Pupuk Lengkap Cair yang mengandung unsur hara essensial baik unsur hara makro (N,P, K, Ca, Mg, S) maupun Mikro (Zn, Fe, Mn, Cu, B, Mo, Cl) yang wajib dibutuhkan oleh tanaman apapun. BioIntra, MultiTonik, Bayfolan, dll
- Pupuk Super Bionik, merupakan pupuk organik cair alami berkualitas tinggi dengan hasil ekstrasi berbagai limbah organik (limbah ternak, limbah tanaman dan limbah alam lainnya) yang diproses berdasar teknologi berwawasan lingkungan (bioteknologi). Super Bionik adalah terobosan teknologi unggulan yg ramah lingkungan untuk meningkatkan dan mempertahankan produktivitas. Mengandng hara makro maupun mikro makro (N, P, K, CA, Mg, S, B, Fe, Cu, Cl, Mn, Zn, dan Mo) dalam bentuk tersedia (dpt diserap tanaman) dalam komposisi yamg optimal untuk memcu pertumbuhan vegetatif maupun generatif. Sehingga aplikasi interval waktu relatif pendek dan kontinyu dapat mengurangi pemakaian pupk anorgonaik hingga 50% atau lebih.
- Pupuk Majemuk Lengkap Tablet (Pmlt), merupakan pupuk majemuk yang mengandung hara makro (N,P2O5, K2O, MgO, CaO, S) dan mikro (Fe, Mn, B, Cu dan Zn) berbentuk tablet dengan formula spesifik lokasi atas dasar kesuburan tanah dan kebutuhan tanaman. Selain mengandung hara lengkap, PMLT-Suburin bersifat lepas hara lambat dengan durasi kurang lebih 12 bulan.
- dll
2. Pupuk AnOrganik, contohnya : Gandasil B dan D, dll.
2.6. Unsur Mangan dengan Konsentrasi Tinggi
Dalam kondisi aerob mangan dalam perairan terdapat dalam bentuk MnO2 dan pada dasar perairan tereduksi menjadi Mn2+ atau dalam air yang kekurangan oksigen (DO rendah). Oleh karena itu pemakaian air berasal dari dasar suatu sumber air, sering ditemukan mangan dalam konsentrasi tinggi.
Pada pH agak tinggi dan kondisi aerob terbentuk mangan yang tidak larut seperti, MnO2, Mn3O4, atau MnCO3 meskipun oksidasi dari Mn2+ itu berjalan relative lambat. Secara visual dalam air yang banyak mengandung mangan berwarna kehitam – hitaman.
Jika konsentrasi besi dan mangan di dalam air relatif besar, akan memberikan dampak sebagai berikut :
Menimbulkan penyumbatan pada pipa disebabkan secara langsung oleh deposit (tubercule) yang disebabkan oleh endapan besi :
1. Secara tidak langsung, disebabkan oleh kumpulan bakteri besi yang hidup di dalam pipa, karena air yang mengandung besi, disukai oleh bakteri besi.
2. Selain itu kumpulan bakteri ini dapat meninggikan gaya gesek (losses) yang juga berakibat meningkatnya kebutuhan energi. Selain itu pula apabila bakteri tersebut mengalami degradasi dapat menyebabkan bau dan rasa tidak enak pada air.
3. Besi dan mangan sendiri dalam konsentrasi yang lebih besar dan beberapa mg/L, akan memberikan suatu rasa pada air yang menggambarkan rasa logam, atau rasa obat.
Meninggalkan noda pada bak-bak kamar mandi dan peralatan lainnya (noda kecoklatan disebabkan oleh besi dan kehitaman oleh mangan). Pada ion exchanger endapan besi dan mangan yang terbentuk, seringkali mengakibatkan penyumbatan atau menyelubungi media pertukaran ion (resin), yang mengakibatkan hilangnya kapasitas pertukaran ion. Menyebabkan keluhan pada konsumen (seperti kasus “red water”) bila endapan besi dan mangan yang terakumulasi di dalam pipa, tersuspensi kembali disebabkan oleh adanya kenaikan debit atau kenaikan tekanan di dalam pipa/system distribusi, sehingga akan terbawa ke konsumen.
Ada beberapa prinsip proses penghilangan besi dan mangan yaitu : pertukaran ion (ion exchange), proses secara biologis, tetapi yang umum digunakan pada sistem penyediaan air adalah proses oksidasi secara kimiawi, yaitu menaikkan tingkat oksidasi oleh suatu oksidator dengan tujuan merubah bentuk besi dan mangan terlarut menjadi bentuk besi dan mangan tidak larut (endapan). Proses ini dilanjutkan dengan pemisahan endapan/suspensi/dispersi yang terbentuk menggunakan proses sedimentasi dan atau filtrasi. Untuk meningkatkan efisiensi pemisahan endapan ini, bila perlu menggunakan proses koagulasi-flokulasi dilanjutkan dengan sedimentasi dan filtrasi.
Besi dan mangan dapat diendapkan sebagai senyawa dengan karbonat pada air yang mengandung karbonat (alkalinitas), dengan penambahan kapur atau soda. Pengendapan ini berlangsung pada kondisi anaerobik. Kelarutan Fe (II) dan Mn(II) ditentukan oleh konsentrasi total karbonik. Pada kondisi tersebut, Fe (II) dan Mn (II) karbonat dapat diharapkan mengendap seluruhnya pada pH > 8 dan 8,5. Pengendapan Fe (II) hidroksida dan Mn (II) hidroksida pada pH ± 11. Campuran dua macam endapan tersebut, terbentuk dalam proses Kapur – Soda. Besi dan mangan akan lebih baik bila diendapkan dengan jalan oksidasi oleh oksidator seperti O2 ; O3 ; Klor/senyawa klor ; KMnO4, karena kelarutan dari bentuk Fe (III) trihidroksida dan Mn (IV) dioksida adalah lebih rendah dibandingkan dengan senyawa Fe (II) dan Mn (II) karbonat. Kecepatan oksidasi Fe (II) oleh oksigen sangat rendah dalam kondisi nilai pH rendah. Dalam hal ini pH perlu dinaikkan dengan mengurangi konsentrasi CO2 atau dengan penambahan alkali (kapur).
Kecepatan oksidasi Mn (II) relatif lambat pada pH < 9, pengaruh katalisator dari endapan Mn (IV) sangat diperlukan. Morgan menunjukkan bahwa efek utama dari MnO2 mengadsorpsi Mn (II), dengan cara demikian memberikan pengaruh dalam penghilangan mangan selama proses filtrasi. Kemudian Mn (IV) yang mengadsorpsi, melanjutkan oksidasinya secara perlahan-lahan.
Keberadaan asam humus akan memperlambat oksidasi besi. Penyerapan atas Fe (II) dan Mn (II) dilaporkan memegang peranan dalam penghilangan besi dan mangan dari air. Endapan Fe (III) hidroksida dan Mn (IV) dioksida, keduanya mempunyai kapasitas adsorpsi (penyerapan) yang tinggi. Penambahan MgO pada air yang mempunyai pH rendah dapat menaikan kecepatan oksidasi Fe (II) tanpa menaikan pH yang berarti bagi air yang dihasilkan (air hasil olahan).
Pembentukan besi (III) dan mangan (IV) dipengaruhi oleh pH, pada pH antara 6,9 – 7,2. Reaksi pembentukan Fe (III) dapat terjadi dengan cepat, sedangkan reaksi pembentukan Mn (IV) akan lambat bila pH dibawah 9,5. Penggunaan klor sebagai oksidator biasanya untuk mengolah air dengan kandungan besi (II) dan mangan (II) kurang dari 2 mg/l. Pembentukan Fe (III) dan Mn (IV) tergantung pada pH. Pada pH 7,5 klor berbentuk 50 % asam hipoklorit (HOCI) dan 50 % ion hipoklorit (OCI)-. Reaksi oksidasi pada besi (II) lebih cepat dibanding dengan Mangan (II), batas pH untuk pembentukan mangan (IV) adalah 5 – 7 . Pada reaksi terhadap oksidator KMnO4 maka akan terjadi reaksi sebagai berikut : Mn2+ + 2ClO2 + 2H2O ———–> MnO2 + 2O2 + 2Cl− + 4H+
BAB III
KESIMPULAN
Selain unsur hara makro (N, P, K) unsur lain yang dibutuhkan tanaman tidak itu saja meliankan ada 16 macam unsur yang terbagi atas unsur hara makro (C,H,O,N,P,K.Ca,Mg dan S) dan unsur mikro (Fe, Mn, Mo, B, CU,Zn, dan Cl).
Bila penerapan pemupukan yang tidak diikuti dengan peningkatan produksi karena hanya memenuhi beberapa unsur hara makro saja, sementara unsur mikro yang lain tidak terpenuhi. Padahal meskipun dibutuhkan dalam jumlah yang lebih sedikit, unsur mikro ini tidak kalah pentingnya dengan unsur hara makro sebagai komponen struktural sel yang terlibat langsung dalam metabolisme sel dan aktivitas enzim.
Unsur Mangan merupakan unsur mikro yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Mangan sangat berperan dalam sintesa klorofil selain itu berperan sebagai koenzim.
Mangan berperan serta sebagai aktivator beberapa enzim respirasi, dalam reaksi metabolisme nitrogen dan fotosintesis. Mangan juga diperlukan untuk mengaktifkan nitrat reduktase sehingga tunbuhan yang mengalami kekurangan mangan memerlukan sumber N dalam bentuk NH4+. Peranan mangan dalam fotosintesis berkaitan dengan pelepasan elektron dari air dalam pemecahannyamenjadi hidrogen dan oksigen.
Sumber Mangan diantaranya ada yang berasal dari pelapukan batuan, melalui pemupukan, dan pelapukan bahan organik.
DAFTAR PUSTAKA
Cottenie, A., 1983. Trace Elements In Agriculture and In The Environment. Laboratory of Analytical and Agrochemistry, Faculty of Agriculture, State University of Ghent, Belgium.
Harmsen, K., 1977. Behavior of Heavy Metals in Soils. Agricultural research reports. Centre for Agricultural Publishing and Documentation, Wageningen.
Judi Ginta. 2005. Unsur Hara Mikro Yang Dibutuhkan Tanaman . Diadses pada web www.nasih.staff.ugm.ac.id/pnt3404/4%209417.doc. (Diakses pada tgl. 18 November 2008).
Karomatul. 2008. Fisiologi Tumbuhan. Diakses pada web www.multiply.com (pada tgl. 18 November 2008).
Lahudin. 2007. Aspek Unsur Hara Mikro Dalam Kesuburan Tanah. Universitas Sumatera Utara. Medan.
NN. 2008. Besi (Fe) dan Mangan (Mn) dalam Eustaria. Diakses pada web http://www.idwordspace/tag/wawasan (pada tgl. 18 November 2008).
NN. 1986. Mengenali gejala Keracunan Mn dan Defisiensi Mg pada tanaman Melon di tanah asam. Sumber Horticulture Science 21.
NN. Senyawa mikro dan kultur jaringan. Diakses pada web http://e-learning.unram.ac.id (pada tgl. 18 November 2008).
Suyono, D. Aisyah. 2008. Pupuk dan Pemupukan. Unpad Press : Bandung.
Yudhi. 2007. Jangan Sepelekan Unsur Hara Mikro pada Tanaman Anda. Diakses pada web http://pusri.wordpress.com/2007/10/01/gejala-kekurangan-unsur-hara-bagi-tanaman (pada tgl. 18 November 2008).
Zn membatasi pertumbuhan tanaman, suplai Zn tanah rendah atau kondisi tanah buruk (misalnya, selalu kebanjiran) menghalangi serapan Zn oleh tanaman. Pada kasus tertentu, Zn perlu diberikan sesuai kebutuhan. Hara lainnya perlu diberikan dalam jumlah seimbang untuk menjamin respon tanaman yang baik terhadap pupuk Zn dan pencapaian pertumbuhan tanaman yang sehat dan produktif.
Pengelolaan Zn
• Gejala kahat Zn. Tanaman kerdil dan bercak coklat berdebu pada bagian atas daun; spot-spot tanaman yang tumbuh jelek; gejala terlihat 2-4 minggu setelah tanam pindah; kehampaan gabah tinggi; pematangan terlambat dan hasil rendah; gejala kahat Zn menyerupai kahat S dan Fe pada tanah alkalin dan keracunan Fe tanah organik berdrainase buruk.
• Terjadinya kahat Zn. Kahat Zn tidak sering dijumpai, namun dapat terjadi pada tanah kalkareous dan netral; pertanaman intensif; tanah sawah yang selalu kebanjiran atau berdrainase buruk; tanah salin dan sodik; tanah gambut, tanah dengan P dan silikat ( Si) tersedia tinggi; tanah berpasir; tanah dengan pelapukan tinggi, asam, dan bertekstur kasar; tanah yang terbentuk dari serpentin dan laterik; dan tercuci, tanah sulfat masam tua dengan konsentarsi K, Mg, dan Ca rendah.
• Aplikasi Zn. Bila kahat Zn nampak di lapang, berikan 10-25 kg ZnSO4.H2O atau 20-40 ZnSO4.7H2O per ha pada permukaan tanah, atau celupkan akar bibit padi dalam 2-4% larutan ZnO sebelum transplanting (20-40 g ZnO/lt air). Tanaman dapat pulih dari kahat Zn bila sawah didrainasi – kondisi kering meningkatkan ketersediaan Zn. Tanaman hanya memerlukan sekitar 0,05 kg Zn/ha (jerami+gabah) per ton hasil gabah, namun lebih banyak pupuk Zn harus diberikan karena begitu diberikan Zn tidak selalu tersedia bagi tanaman.
• Waktu aplikasi Zn. Berikan pupuk Zn pada permukaan tanah setelah pelumpuran terakhir dan perataan lahan atau
Molibden
(Mo)
Molibdenum diserap dalam bentuk ion MoO4-. Variasi antara
titik kritik dengan toksis relatif besar. Bila tanaman terlalu tinggi, selain
toksis bagi tanaman juga berbahaya bagi hewan yang memakannya. Hal ini agak
berbeda dengan sifat hara mikro yang lain. Pada daun kapas, kadar Mo sering
sekitar 1500 ppm. Umumnya tanah mineral cukup mengandung Mo. Mineral
lempung yang terdapat di dalam tanah antara lain molibderit (MoS), powellit
(CaMo)3.8H2O. Molibdenum (Mo) dalam larutan sebagai kation ataupun anion. Pada
tanah gambut atau tanah organik sering terlihat adanya gejala defisiensi Mo.
Walaupun demikian dengan senyawa organik Mo membentuk senyawa khelat yang
melindungi Mo dari pencucian air. Tanah yang disawahkan menyebabkan kenaikan
ketersediaan Mo dalam tanah. Hal ini disebabkan karena dilepaskannya Mo dari
ikatan Fe (III) oksida menjadi Fe (II) oksida hidrat.
Fungsi Mo dalam tanaman adalah mengaktifkan enzim
nitrogenase, nitrat reduktase dan xantine oksidase. Gejala yang timbul karena
kekurangan Mo hampir menyerupai kekurangan N. Kekurangan Mo dapat menghambat
pertumbuhan tanaman, daun menjadi pucat dan mati dan pembentukan bunga
terlambat. Gejala defisiensi Mo dimulai dari daun tengah dan daun bawah. Daun
menjadi kering kelayuan, tepi daun menggulung dan daun umumnya sempit.
Bila defisiensi berat, maka lamina hanya terbentuk sedikit sehingga kelihatan
tulang-tulang daun lebih dominan.
Kekurangan unsur hara Molibden (Mo)
a.
Bintik-bintik kuning diantara tulang
daur pada daun lebih tua terlebih dahulu. Diikuiti dengan terbentuknya warna
coklat pada pinggiran daun.
b. Secara umum daun-daun mengalami
perubahan, kadang-kadang mengalami pengkerutan terlebih dahulu sebelum
mengering dan mati. Mati pucuk (die back) biasa pula terjadi pada tanaman yang
kekurangan unsur hara Mo
c.
Pertumbuhan tanaman tidak normal,
terutama pada tanaman sayuran. Daun keriput dan mengering.
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Mo O4-
Fungsi unsur hara Molibdenum (Mo) bagi tanaman ialah:
a. Berperan dalam mengikat (fiksasi) N oleh mikroba pada leguminosa
b. Sebagai katalisator dalam mereduksi N
c. Berguna bagi tanaman jeruk dan sayuran
Molibdenum dalam tanah terdapat dalam bentuk Mo S2
Fungsi
: Merupakan anasir dari enzim nitrit reduktase (reduksi nitrit menjadi ammonia
yang selanjutnya menjadi asam amino)
nitrit
NO3
(nitrit)
Reduktase
NH3
Almino acida
Bila kekurangan Mo mengalami NO3 sehingga defisiensi N
terjadi karena translokasi N selanjutnya terhambat. Jadi tanaman tidak
mengalami reduksi nitrat bila tidak ada Molibdenum (Mo)
Pada tanaman –tanaman legum Mo juga dibutuhkan untuk
penyematan N yaitu sebagai anasir dari enzim nitrogenase. Tidak
hanya pada legume tetapi juga pada mikroorganisme bebas yang mampu
penyematan .
Gejala – Gejala Defisiensi:
Gejala defisiensi sangat berbeda antara jenis – jenis
tanaman misalnya pada tanaman- tanaman legum Nampak sebagai klorosis yang serupa
dengan gejala defisiensi N. Pada tanaman citrus gejala defisiensi Mo adalah apa
yang dinamakan clorotic Spotting (bercak-bercak klorosis) pada daun juga
disebut yellow spot (bercak kuning)
Tanaman Craciferae gejala defisiensi Mo ditandai dengan
bentuk daun seperti ekor cambuk (whitpoil) karena umumnya lebar daun menurun
sehingga tampak memanjang sperti ekor cambuk. Pembentukan bunga juga terhambat
pada tanaman yang kekurangan Mo.
Konsentrasi :
Pada daun jeruk : defisiensi bila 0,031 – 0,83 ppm. Atau 81
-83 ppb, kecukupan 59 - 88 ppb
Untuk daun alfalfa pada tahap
flowering maka daun yang diambil mempunyai efiisensi bila lebih kecil dari 0,08
ppm, cukup bila lebih besar dari 0,3 ppm.
Secara keseluruhan untuk tanaman, konsentrasi yang
menunjukan gejala defisiensi adalah dibawah 0,1 ppm, sedang mengenai
keracunan/kelebihan Mo jarang ditemukan pada kondisi lapangan dan umunya
tanaman dapat topleran terhadap konsentrasi yang tinggi
Untuk tanaman tomat dalam kultur larutan, gejala keracunan
nampaknya seperti intense golden yellow colour ( berwarna kuning
keemasan pada daun ) dan konsentrasinya pada 1000 – 2000 ppm. Yang sering
ditemukan keracunan Mo adalah ternak ruminansia yang disebut Molibdinosis
Pengaruh Kobalt (Co) dan Ferum (Fe) terhadap Pertumbuhan Bintil Akar Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merrill)
Khasanah,
Khatami (2010) Pengaruh Kobalt (Co) dan Ferum (Fe) terhadap
Pertumbuhan Bintil Akar Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merrill).
Undergraduate thesis, Undip.
PDF
30Kb |
Abstract
Kedelai merupakan sumber protein, lemak, vitamin,
mineral dan serat. Rata-rata hasil kedelai di Indonesia masih rendah sedangkan
kebutuhan kedelai semakin meningkat, sehingga diperlukan usaha-usaha
peningkatan budidaya tanaman kedelai. Tanaman kedelai dapat mengikat nitrogen
dari udara melalui aktifitas bakteri pemfiksasi nitrogen, yaitu bakteri
Rhizobium. Bakteri ini terdapat dalam bintil akar tanaman kedelai. Salah satu
faktor yang mempengaruhi proses fiksasi nitrogen adalah leghemoglobin dalam
bintil akar. Kobalt(Co) dibutuhkan untuk sintesis leghemoglobin, sedangkan
ferum (Fe) merupakan salah satu unsur penyusun leghemoglobin. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kobalt dan ferum terhadap
pertumbuhan bintil akar tanaman kedelai. Penelitian ini dilaksanakan di
laboratorium Biologi Struktur dan Fungsi Tumbuhan Jurusan Biologi FMIPA UNDIP.
Desain penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)
pola faktorial 3x3 dengan 3 kali ulangan. Faktor pertama adalah Co (0 mg/L, 0,1
mg/L, dan 0,2 mg/L), sedangkan Fe (0 mg/L, 1 mg/L, dan 2 mg/L) sebagai faktor
kedua. Parameter yang diamati yaitu jumlah bintil akar, persentase bintil
efektif, dan berat kering bintil akar. Data yang diperoleh dianalisis dengan
uji analisis variansi (ANOVA) dan jika hasilnya menunjukkan pengaruh maka
dilakukan uji lanjut Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan
bintil akar tanaman kedelai yang optimum dihasilkan oleh tanaman kedelai dengan
perlakuan kobalt 0,1 mg/L, sedangkan ferum tidak memberikan pengaruh terhadap
pertumbuhan bintil akar tanaman kedelai.
KEKURANGAN UNSUR HARA PADA TANAMAN
Defisiensi atau kahat unsur hara
adalah kekurangan meterial (bahan) yang berupa makanan bagi tanaman untuk
melangsungkan hidupnya. Kebutuhan tanaman akan unsur hara berbeda-beda
tergantung dari jenis tanamannya, ada jenis tanaman yang rakus makanan dan
adapula yang biasa saja. Jika unsur hara dalam tanah tidak tersedia maka
pertumbuhan tanaman akan terhambat dan produksinya menurun. Kita sebagai petani
tidak mungkin mengecek kandungan hara tanah setiap saat untuk mengetahui
ketersediaan unsur hara tersebut, salah satu upayanya adalah dengan mengetahui gejala
defisiensi unsur hara pada tanaman.
Gejala Defisiensi Unsur Hara Pada
Tanaman
Nitrogen (N)
Gejala kekurangan nitrogen ditandai dengan warna daun berubah menjadi hijau muda kemudian menjadi kuning sempurna, jaringan daun mati dan mengering berwarna merah kecoklatan. Pembentukan buah tidak sempurna, kecil-kecil, kekuningan, dan masak sebelum waktunya.
Gejala kekurangan nitrogen ditandai dengan warna daun berubah menjadi hijau muda kemudian menjadi kuning sempurna, jaringan daun mati dan mengering berwarna merah kecoklatan. Pembentukan buah tidak sempurna, kecil-kecil, kekuningan, dan masak sebelum waktunya.
Cara penanganan kekurangan unsur
nitrogen adalah dengan menambahkan pupuk kimia berupa urea (N=46%), ZA (N=21%),
KNO3, NPK serta pupuk daun kandungan N tinggi.
Fosfor (P)
Gejala kekurangan fosfor ditandai dengan warna bagian bawah daun terutama tulang daun merah keunguan, daun melengkung, dan terpelintir (distorsi). Tepi daun, cabang dan batang juga berwarna ungu. Kekurangan unsur ini menyebabkan terhambatnya sistem perakaran dan pembuahan.
Gejala kekurangan fosfor ditandai dengan warna bagian bawah daun terutama tulang daun merah keunguan, daun melengkung, dan terpelintir (distorsi). Tepi daun, cabang dan batang juga berwarna ungu. Kekurangan unsur ini menyebabkan terhambatnya sistem perakaran dan pembuahan.
Cara penanganan kekurangan unsur
fosfor adalah dengan menambahkan pupuk kimia SP36 (P=36%), NPK, MKP serta pupuk
daun kandungan P tinggi.
Kalium (K)
Gejala kekurangan kalium ditandai dengan mengerutnya daun terutama daun tua meski tidak merata, tepi dan ujung daun menguning yang kemudian menjadi bercak coklat. Bercak daun ini akhirnya gugur, sehingga daun tampak bergerigi dan akhirnya mati. Buah yang terbentuk tidak sempurna, kecil, kualitas jelek dan tidak tahan simpan.
Gejala kekurangan kalium ditandai dengan mengerutnya daun terutama daun tua meski tidak merata, tepi dan ujung daun menguning yang kemudian menjadi bercak coklat. Bercak daun ini akhirnya gugur, sehingga daun tampak bergerigi dan akhirnya mati. Buah yang terbentuk tidak sempurna, kecil, kualitas jelek dan tidak tahan simpan.
Cara penanganan kekurangan unsur
kalium adalah dengan menambahkan pupuk kimia KCl (K=52%), NPK, MKP, serta pupuk
daun kandungan K tinggi.
Sulfur (S)
Gejala kekurangan sulfur ditandai dengan warna daun muda memudar (klorosis), berubah menjadi hijau muda, kadang-kadang tampak tidak merata, menguning atau keputih-putihan. Pertumbuhan tanaman terhambat, kerdil, berbatang pendek, dan kurus.
Gejala kekurangan sulfur ditandai dengan warna daun muda memudar (klorosis), berubah menjadi hijau muda, kadang-kadang tampak tidak merata, menguning atau keputih-putihan. Pertumbuhan tanaman terhambat, kerdil, berbatang pendek, dan kurus.
Cara penanganan kekurangan unsur
sulfur adalah dengan menambahkan pupuk kimia ZA (S=20%), Phonska (S=10%), serta
pupuk daun yang mengandung unsur S.
Kalsium (Ca)
Gejala kekurangan kalsium ditandai dengan pertumbuhan kuncup yang terhenti dan mati, pertumbuhan tanaman lemah dan merana, tepi daun muda mengalami klorosis, buah muda banyak yang rontok dan masak sebelum waktunya, warna buah kurang sempurna.
Gejala kekurangan kalsium ditandai dengan pertumbuhan kuncup yang terhenti dan mati, pertumbuhan tanaman lemah dan merana, tepi daun muda mengalami klorosis, buah muda banyak yang rontok dan masak sebelum waktunya, warna buah kurang sempurna.
Cara penanganan kekurangan unsur
kalsium adalah dengan menambahkan kapur dolomite (Ca=38%), kalsium karbonat
(Ca=90%), serta pupuk kalsium kandungan Ca 80-99%.
Magnesium (Mg)
Gejala kekurangan magnesium ditandai dengan daun tua yang semula hijau segar berubah menjadi kekuningan dan tampak pucat. Diantara tulang-tulang daun terjadi klorosis, warna berubah menguning dan terdapat bercak-bercak berwarna kecoklatan, sedangkan tulang daun tetap berwarna hijau.
Gejala kekurangan magnesium ditandai dengan daun tua yang semula hijau segar berubah menjadi kekuningan dan tampak pucat. Diantara tulang-tulang daun terjadi klorosis, warna berubah menguning dan terdapat bercak-bercak berwarna kecoklatan, sedangkan tulang daun tetap berwarna hijau.
Cara penanganan kekurangan unsur
magnesium adalah dengan menambahkan pupuk kimia kieserite, kapur dolomite
(Mg=18%), serta pupuk daun yang mengandung unsur Mg.
Unsur Mikro
Besi (Fe). Gejala kekurangan besi ditandai dengan warna kuning pada daun-daun muda, pertumbuhan tanaman terhambat, daun berguguran dan mati pucuk, tulang daun yang berwarna hijau berubah kekuningan kemudian memutih, pertumbuhan tanaman seolah terhenti.
Besi (Fe). Gejala kekurangan besi ditandai dengan warna kuning pada daun-daun muda, pertumbuhan tanaman terhambat, daun berguguran dan mati pucuk, tulang daun yang berwarna hijau berubah kekuningan kemudian memutih, pertumbuhan tanaman seolah terhenti.
Boron (B). Gejala kekurangan boron
ditandai dengan tepi daun mengalami klorosis mulai dari bawah daun kemudian mengering
dan akhirnya mati. Pada tanaman bercabang, ruas tanaman memendek, batang
keropos, pembentukan cabang tumbuh sejajar berdampingan.
Tembaga (Cu). Gejala kekurangan
tembaga ditandai dengan daun berwarna hijau kebiru-biruan, ujung daun secara
tidak merata ditemukan layu, terkadang terjadi klorosis meski jaringannya tidak
mati, pertumbuhan tanaman kerdil dan gagal membentuk bunga.
Mangan (Mn). Gejala kekurangan
mangan ditandai dengan pertumbuhan tanaman kerdil, daun berwarna kekuningan
atau kemerahan, jaringan daun di beberapa tempat mati, serta biji yang
terbentuk tidak sempurna.
Seng (Zn). Gejala kekurangan seng
ditandai dengan daun tua berwarna kekuningan atau kemerahan, daun berlubang,
mengering dan akhirnya mati.
Molibedenum (Mo). Gejala kekurangan
molibdenum ditandai dengan warna daun memudar, keriput dan mengering,
pertumbuhan tanaman seolah terhenti dan akhirnya mati.
Cara penanganan kekurangan unsur
mikro adalah dengan menambahkan pupuk organik yang tinggi, pemberian pupuk
organik cair untuk pemupukan susulan, serta penyemprotan pupuk daun dengan
kandungan mikro lengkap.
Maz
Godeng, Agustin Raflatahugs SBismaniac, Selsa Salshalova dan 14 lainnya
menyukai ini.
Nurul
Hikmah Terimakasih, sangat membantu tugas saya
Lisa
Ayu Lestari YS sangat membantu
Mugi
Panji R THANKSS
Nurmila
Sari Arif mkasihhhhhh
Cholik
Ragil terimakasih
Selsa
Salshalova sangant membantu
NurHafizah
terima kasih udah bantuin pr aq... jd gk galau deh hr ini..
Desman
Sianipar thanks
tgs q jd siap
tgs q jd siap